Ia ingat saat itu sedang nonton televisi di ruang tunggu dan ia pikir ingin ke kamar mandi.
Ia duduk di toilet tetapi benar-benar tidak bisa, seberapa keras ia berusaha, pipisnya tidak keluar.
Dokter pun melakukan tes perasa, tetapi Ginny tidak bisa merasakan apapun.
Oleh dokter itu, Ginny diberi catatan dan dikirim kembali ke rumah sakit, dimana ia dikirim ke bangsal ortopedik.
Catatan itu menyebutkan kalau ia terkena cauda equine syndrome.
Saat di rumah sakit NNUH ia diminta duduk dan menunggu, tetapi kandung kemih dan perutnya terasa begitu penuh, sehingga keluar sendiri.
Di depan pasien lainnya Ginny pipis tidak terkontrol sebanyak seliter sehingga dipanggilkan perawat.
Saat itu dirinya begitu ketakutan, padahal ia adalah seorang wanita yang kuat.
Iapun menjalani MRI darurat dan ternyata saraf-saraf di punggung bawahnya rusak parah.
Ia dipastikan terkena cauda equina syndrome, yang membuatnya segera dioperasi.
Dokter memperingatkan dirinya kemungkinan tidak bisa berjalan lagi.
Jadi begitu ia tersadar usai operasi, dokter menyuruhnya menggerakan jari-jarinya, ternyata bisa.
Penulis | : | Khena Saptawaty |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR