Intisari-Online.com - Hubungan memanas antara AS-Turki terkait pembatalan pengiriman sejumlah jet tempur siluman F-35 dari AS ke Turki akhirnya mereda setelah Turki menerima dua unit F-35,
Sebagai negara yang merupakan sekutu dekat AS, tapi hubungan AS-Turki menjadi merenggang gara-gara Turki ingin menyerang Israel, berakibat pada pembatalan pengiriman F-35 yang dilakukan oleh Kongres AS.
Ketika program pembuatan F-35 digelar yang melibatkan 12 negara sekutu AS, Turki termasuk yang terlibat di dalamnya dan berhak mendapatkan pengiriman F-35 pada tahap awal.
Israel yang juga terlibat dalam produksi F-35 begitu menerima 4 unit F-35 langsung menggunakannya untuk menyerang Lebanon dan Palestina pada Mei 2018.
Serangan udara yang dibanggakan oleh Isarel itu ternyata malah membuat Turki berang.
Turki marah karena pemakaian F-35 Israel untuk menyerang musuh yang tidak seimbang merupakan perbuatan semena-mena dan mengancam akan menjatuhkan F-35 Israel menggunakan rudal S-400 yang dibeli dari Rusia.
Kongres AS yang menilai ancaman serangan Turki ke Israel bisa membuat negara yang berfungsi sebagai ‘polisi AS’ di Timur Tengah itu bisa kehilangan keunggulan udara, lalu memutuskan membatalkan pengiriman F-35 Turki tanpa kompromi.
Pentagon dan Gedung Putih (Trump Administration) yang selama ini terbantu oleh Turki yang mau bergabung dengan NATO rupanya tidak mau bermusuhan dengan Turki karena akan berakibat lebih runyam.
Pasalnya Turki merupakan satu-satunya negara Eropa anggota NATO yang posisinya menjadi bemper bagi Rusia sekaligus negara-negara di kawasan Timur Tengah.
Oleh karena itu, demi mencegah Turki menjadi musuh dan militer AS akan kehilangan pangkalan militer strategisnya di Incirlik (Turki), Pentagon dan Gedung Putih memutuskan akan segera mengirim F-35 ke Turki.
Baca juga: Mahasiswi IAIN Terlibat ISIS: Menghilang, 'Di-DO', dan Kini Dideportasi dari Turki
Menurut cnn.com, dua jet tempur F-35 bahkan sudah diserahkan kepada Turki dalam upacara khusus di Fort Worth, Texas, hari Kamis (14/6/2018).
Source | : | Reuters,cnn.com |
Penulis | : | Agustinus Winardi |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR