Intisari-online.com - Kangkung memang dikatakan membuat kita mengantuk (kalau dimakan dalam jumlah cukup banyak), tetapi hal ini bukan disebabkan oleh Fe (zat besi) yang terkandung di daunnya.
Fe memang dikandung oleh setiap inti klorofil dalam daun. Semua daun yang berklorofil mesti membawa Fe dalam inti selnya (atau Mg/mangan yang bertugas sama dengan Fe).
Tetapi ternyata tidak semua daun tanaman berklorofil membuat kita mengantuk. Jadi, Fe bukan penyebab rasa mengantuk.
Kalau benar Fe itu penyebab kantuk, tentunya daun katuk, bayam, selada, dan lain-lainnya itu juga akan membuat kita mengantuk. (Padahal tidak!)
Begitu pula halnya dengan serat yang diduga dalam daun kangkung sukar dicerna itu, lalu menyebabkan alat pencernaan kita bekerja ekstra berat dan perlu oksigen ekstra banyak pula, sampai oksigen yang mestinya beredar ke kepala kita terpaksa dikerahkan ke daerah perut dan usus 12 jari.
Lalu kepala kita mengantuk, karena kekurangan oksigen. Dugaan ini juga ternyata salah. Andaikata benar, maka setiap sayuran yang berserat banyak mestinya akan menimbulkan kantuk juga.
Padahal tidak. Bayam, sawi hijau, dan rebung yang banyak mengandung serat kasar justru tidak membuat kita mengantuk.
Dari penalaran kritis atas dugaan-dugaan di atas, kita sampai pada kesimpulan bahwa biang keladi penyebab kantuk dari daun kangkung itu bukan Fe dan bukan serat kasar, tetapi sesuatu yang lain.
Sayang, sampai sekarang kita belum tahu apakah itu suatu senyawaan organik yang jelas strukturnya (hingga bisa diberi nama menurut tata cara pemberian nama bagi bahan organik), ataukah suatu unsur biasa saja, seperti logam, basa, atau senyawaan anorganik lainnya.
Sampai kini pun pengetahuan tentang "akibat makan kangkung" hanya didasarkan pada pengamatan Ny. Kloppenburg-Verstegh, yang dalam Indische planten en haar geneeskracht menganggap daun kangkung itu dapat dianjurkan sebagai obat penenang saraf tegang bagi mereka yang sukar tidur, gelisah, dan cepat gugup.
Namun menurut beberapa ahli jamu yang lain, kangkung yang dipakai secara berlebihan (dengan maksud untuk menidurkan orang yang sukar tidur), sayang sekali bisa menyebabkan penyakit keputihan. Tetapi senyawaan apakah yang bersifat penenang dan menyebabkan kantuk itu tak dijelaskan.
Sementara belum ditemukan biang keladi penyebab kantuk itu, kemudian sudah timbul pelbagai macam hipotesis (anggapan) yang seharusnya dibuktikan dulu kebenarannya, sebelum dapat diterima di kalangan ilmiah.
Baca juga: Sudah Tujuh Tahun Menikah, Si Suami Menceraikan Istri Gara-gara Bau Kaki