Intisari-Online.com- Seekor elang dan seekor kalkun berteman akrab. Keduanya seringkali terbang bersama dan mencari makan bersama. Seperti biasa, si kalkun akan datang menemui elang dan sama-sama turun ke tanah untuk mencari makan.
Kali ini, kedua hewan tersebut mendekati seekor sapi di dalam sebuah perkebunan. Melihat ada kawan yang datang, dengan baik hati si sapi berkata, “Selamat datang. Silahkan cicipi jagung manis ini.”
Mendengar jawaban sapi, si kalkun dan elang terkejut. Soalnya di dunia hewan, sangat jarang hewan-hewan membagi makanannya. Kecuali kepada anak-anaknya.
Penasaran, elang pun akhirnya memberanikan diri bertanya, “Kau bersedia membagi makanan ini kepada kami?”.
Sapi mengangguk. “Iya tentu saja.”
“Mengapa?” tanya kalkun.
“Tuan petani di sini memberikan apa pun bagi kami. Kami tidak perlu bekerja, tuan petani akan memberikan makan. Tidak hanya makan, bahkan tempat untuk tinggal,” jawab sapi sambil tersenyum.
Mendengar itu kalkun dan elang shock. Karena tempat ini seperti surga bagi setiap hewan. Kalkun pun tertarik, ia mencoba mengajak si elang untuk tinggal di sini juga.
“Mungkin kita harus tinggal di sini,” ungkap kalkun kepada elang. Sementara elang sedang berpikir.
“Di sini kita tidak perlu bekerja, makanan sudah ada. Di samping itu, saya sebenarnya sudah lelah untuk bekerja dan hidup seperti ini,” kata kalkun.
Elang hampir goyah. Namun ketika ia menatap langit. Ia pun berkata, “Ini seperti mimpi. Mendapatkan tempat seperti ini. Tapi saya lebih suka terbang tinggi. Bebas mengarungi langit yang luas. Sedikit bekerja untuk mendapatkan makanan tidaklah sulit. Saya menyukai dunia di atas sana.”
Setelah berkata seperti itu, elang pamit kepada kalkun dan terbang tinggi ke angkasa. Sementara kalkun menikmati hidup di bersama tuan petani di bawah sana.
Kehidupan kalkun sangat baik. Ia tidak pernah bekerja. Ia selalu mendapatkan makanan. Hal ini membuatnya menjadi malas dan bertubuh gemuk.
Suatu hari, ia mendengar bahwa keluarga petani akan melangsungkan pesta. Dan mereka ingin memakan kalkun panggang. Panik, si kalkun mencoba melarikan diri. Ia menatap langit dan ingin mendatangi elang, sahabatnya. Namun ketika ia mau mengepakkan sayap dan mencoba terbang, ia tidak bisa. Tubuhnya terlalu berat untuk terbang. Akhirnya di sinilah akhir hidup kalkun. Menjadi santapan keluarga petani dan hewan-hewan lainnya.
Dalam hidup, ketika menyerah pada tantangan yang ada dan hanya mencari kenyamanan, sejujurnya bukan kenyamanan yang Anda dapatkan. Melainkan menyerahkan kemerdekaan dan hidup Anda sendiri.
Ketika Anda sadar dan menyesalinya, kesempatan itu sudah tidak ada lagi.