Ini berarti bahwa monoamina yang berkaitan dengan hormon serotonin dan norepinefrin sepertinya tidak terlibat dalam kecenderungan depresi.
Namun yang mempengaruhi segala gangguan ini ialah MCHR1.
Selanjutnya, tim melihat otak tikus di bawah mikroskop.
Ternyata otak tikus dengan tingkat tambahan RGS8 memiliki silia yang lebih panjang.
Baca Juga: Bukan Sembarang Simbol, Ini Alasan di Balik Gaya Khas Rambut Orang Yahudi
Silia abnormal ini telah dikaitkan dengan kondisi fisik, termasuk obesitas, penyakit retina, dan penyakit ginjal.
Namun pertama kali dikaitkan dengan gangguan mood.
Keunikan ini menjelaskan bahwa mengapa antidepresan membawa manfaat baik bagi beberapa orang namun tidak bagi sebagian lagi.
Penelitian ini berharap akan dapat mendorng temuan-temuan obat yang lebih efektif lagi untuk mengatasi depresi.
Namun bukan berarti jika sekarang Anda merasa obat antidepresan Anda tidak memiliki efek signifikan Anda harus menghentikan mengonsumsinya.
Konsultasikan lagi dengan psikiater Anda.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR