Advertorial

Kisah Syamsir, Penjual Uang Kuno Selama 28 Tahun dan Berhasil Hidup 7 Anaknya

Mentari DP

Editor

Syamsir namanya. Laki-laki berumur 79 tahun yang telah 28 tahun menjadi penjual uang kuno di Pasar Baru.
Syamsir namanya. Laki-laki berumur 79 tahun yang telah 28 tahun menjadi penjual uang kuno di Pasar Baru.

Intisari-Online.com - Di salah satu sudut pertokoan di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat, seorang laki-laki yang telah uzur, duduk diam di tengah keramaian para pejalan kaki.

Tepat di sampingnya, berdiri meja reyot yang di atasnya terpajang sejumlah lembaran uang kertas serta kepingan uang kuno yang sangat jarang terlihat digunakan di masyarakat.

Syamsir namanya. Laki-laki berumur 79 tahun yang telah 28 tahun menjadi penjual uang kuno di Pasar Baru.

Mengenakan topi hitam dan kaos berwarna hijau cerah, Syamsir sesekali terlihat berbincang dengan orang yang ingin menjual sejumlah uang kuno.

Dengan kulit jemarinya yang telah keriput, Syamsir dengan telaten meneliti lembar demi lembar uang jadul tersebut.

Baca juga:Bak Pesawat Kelas Bisnis, Intip Mewahnya Fasilitas Kereta Sleeper, Kereta Api Luxury Class dari PT KAI

Sempat terdengar Syamsir dan calon penjual uang kuno berdebat mengenai uang yang tidak laik.

Tak berselang lama, calon penjual uang tersebut pergi dengan raut wajah muram. Namun, wajah Syamsir terlihat biasa saja.

Dia kembali duduk sambil menunggu penjual atau pembeli yang ingin membeli uang jadul yang dia miliki.

Ya, begitulah kegiatan sehari-hari Syamsir. Dari menjual beli uang kuno itu, dia bisa menghidupi serta menyekolahkan tujuh anaknya hingga lulus bangku SMA.

Ditemui Kompas.com di kawasan Pasar Baru, Senin (11/6/2018), Syamsir mengatakan pernah menekuni pekerjaan lain, salah satunya sebagai penukar uang asing atau money changer.

Namun, Syamsir mengatakan pekerjaan sebagai penjual uang kuno jauh lebih menguntungkan dibanding pekerjaan yang pernah ditekuninya itu.

"Kalau money changer kan ada risiko, belum lagi kalau uang itu palsu. Kalau jual uang kuno, saya bisa ambil untuk sekitar Rp20.000 jual satu lembar saja," ujar Syamsir.

Syamsir membuka lapaknya mulai pukul 10.00 hingga 17.30, dari Senin hingga Jumat. Rata-rata dalam sehari Syamsir bisa mendapatkan omzet Rp100.000.

Uang tersebut setiap hari dibawa Syamsir untuk kebutuhan keluarga, termasuk biaya sekolah anak-anaknya.

Baca juga:Dijuluki ‘Putri Salju’, Inilah Nariyana, Gadis Albino yang Curi Perhatian Dunia Modeling

Kondisi Syamsir terbilang tidak prima lagi. Mata kanannya sudah tak lagi bisa melihat, sedangkan mata kanan sempat terkena penyakit katarak dan telah dioperasi.

Namun, hal itu tak menyurutkan Syamsir untuk menafkahi keluarganya.

"Ada yang memang sekarang sudah berkeluarga. Tapi dulu kan mereka masih kecil, saya sekolahkan semuanya sampai SMA," ujar Syamsir.

Namun, pernah juga Syamsir pulang tidak membawa apa-apa. Dia terpaksa menggunakan uang hasil penjualan hari sebelumnya untuk membeli makanan.

Diketahui, Syamsir tidak hanya menjual mata uang rupiah. Ia jugamenjual mata uang kuno dari berbagai negara, seperti Rusia, Inggris, Yugoslavia, Rumania, dan Bosnia dengan produksi di bawah 1990.

Syamsir juga sempat menyimpan satu lembar uang dari Irian Barat dengan nominal Rp5. Untuk uang tersebut, Syamsir menjualnya dengan harga Rp300.000.

Adapun uang bergambar Presiden pertama RI Soekarno merupakan uang yang paling dicari para pembeli.

Syamsir menyimpan beberapa lembar uang bergambar Soekarno dengan nominal Rp1 hingga Rp1.000. Untuk uang dengan nominal Rp1.000, dihargai sekitar Rp1,5 juta.

Pembeli uang bergambar Soekarno, kata Syamsir, berasal dari negara Afrika. (David Oliver Purba)

(Artikel ini telah tayang di kompas.comdengan judul "Sepenggal Kisah Penjaja Uang Kuno yang Hidupi Tujuh Anaknya")

Baca juga:Persis Seperti Putri Diana, Ini Rute Kunjungan Luar Negeri Resmi Pertama ala Meghan Markle dan Pangeran Harry

Artikel Terkait