Terdiri atas beberapa daun kipas, kalau dibuka berbentuk setengah lingkaran. Ada pula jenis kipas yang daun-daunnya disatukan dengan bahan tertentu.
Bahan itu biasanya yang dihias. Ada lagi kipas jenis cockade, yang ketika dibuka bentuk daun-daunnya berupa lingkaran penuh.
Hiasan pada kipas biasanya berbentuk lukisan. Ada yang menggambarkan dongeng, mitologi, cerita keagamaan, atau peristiwa budaya tertentu, tergantung pada masanya.
Di masa Revolusi Prancis, kipas malah sempat menjadi alat yang ampuh untuk menyatakan sikap politik pemiliknya.
Baca juga: Hati-Hati Tidur Di Lantai Dingin Dengan Kipas Angin, Pria Ini Ditemukan Tewas Karenanya
Pada sekitar abad ke-16, kipas juga menjadi bagian penting dari pergaulan. Terutama antara pria dan wanita, di acara-acara pesta.
Mungkin karena saat itu belum ada layanan pesan singkat atau SMS, kipaslah yang jadi alat komunikasinya.
Gerakan-gerakan kipas dipakai untuk memberi kode-kode tertentu kepada seseorang.
Tentu saja biar pembicaraan nyambung, antara pria dan wanita harus sama-sama tahu setiap gerakan dan artinya.
Bahasa gaul ala kipas ini pun menjadi bahasa setengah resmi, karena panduannya bisa dilihat di buku-buku etiket pergaulan. Salah satunya The Original Fanology or Ladies Conversation Fan karangan Charles Francis Badini yang diterbitkan di London tahun 1797.
Beberapa contoh bahasa gaul ala jadul itu misalnya:
Membawa kipas terbuka dengan tangan kiri = datang dan ngobrol yuk!
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR