Misalnya, satu minggu kita cemas tentang pekerjaan, besoknya tentang kesehatan, di hari lain tentang anak-anak.
Begitulah jika terjebak dalam lingkaran kecemasan.
9. Khawatir tidak mempengaruhi profesionalitas dan kepribadian, sedangkan kecemasan sangat mempengaruhi kedua hal tersebut.
Tidak ada seseorang yang mengambil cuti hanya untuk mengkhawatirkan apakah anak kita akan lulus Ujian Nasional atau tidak.
Tapi bagi orang yang cemas, ia akan merasa sangat gelisah, tidak nyaman, dan tidak mampu berkonsentrasi.
10. Khawatiran adalah keadaan psikologis yang normatif, sedangkan kecemasaan tidak.
Dalam intensitas tertentu, kecemasan bisa dianggap gangguan mental yang nyata yang memerlukan perawatan psikologis serta obat-obatan.
Kita termasuk jenis yang mana?
Coba selidiki, ketika kita mengalami rasa khawatir tentang suatu hal, apakah kita berada di fase khawatir yang normal, atau kecemasan yang berlebihan? (Tika Anggreni/psychologytoday.com)
Baca juga: Kenapa Mesti Pasukan Gurkha yang Amankan Pertemuan Presiden Trump dan Kim Jong Un?
Source | : | PsychologyToday.com |
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR