Menkes Tandatangani Prasasti Rumah Sakit Pratama Labuan Bajo

Ilham Pradipta M.
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

RS Pratama Labuan Bajo pada awalnya dibangun pada tahun anggaran 2012, dibiayai dari APBN Kemenkes
RS Pratama Labuan Bajo pada awalnya dibangun pada tahun anggaran 2012, dibiayai dari APBN Kemenkes

Intisari – Online.com - Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, terus berupaya untuk membangun dan mengembangkan fasilitas pelayanan kesehatan yang bermutu di tanah air. Salah satunya, pembangunan RS Pratama di Kota Labuan Bajo.

Pembangunan RS Pratama merupakan salah satu program dalam rangka peningkatan akses pelayanan kesehatan rujukan, yang diutamakan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu di Daerah Tertinggal, Perbatasan, Kepulauan (DTPK). Sebenarnya tak hanya di daerah tertinggal saja, tapi juga daerah yang belum tersedia rumah sakit atau rumah sakit yang ada sulit dijangkau akibat kondisi geografis.

Sebelumnya, di wilayah Kota Labuan Bajo, Pemerintah Daerahnya belum memiliki Rumah Sakit Umum. Di sana hanya Puskesmas yang menjadi tumpuan pelayanan kesehatan bagi masyarakatnya. Oleh sebab itu, RS Pratama Labuan Bajo yang telah diresmikan pada 5 November 2016 lalu, sangat dinantikan oleh masyarakat.

RS Pratama Labuan Bajo pada awalnya dibangun pada tahun anggaran 2012, dibiayai dari APBN Kemenkes. Namun karena satu dan lain hal, maka pembangunannya baru selesai pada tahun 2015.

Ini Dia, Lima Pesen Menkes di Hari Kesehatan Nasional

“Saya memahani kekhawatiran Bapak Bupati Manggarai Barat, banyak wisatasawan mendambakan berkunjung ke Labuan Bajo untuk wisata lautnya. Risiko kecelakaan saat snorkeling, diving, selancar menjadi tinggi. Kami memikirkan, pelayanan kesehatan harus dikuatkan”, kata Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Prof. Nila F. Moeloek, saat menandatangani Prasasti Rumah Sakit Pratama Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Selasa (29/11)

Rumah sakit Pratama Labuan Bajo ini memberikan berbagai pelayanan kesehatan. Antara lain pelayanan gawat darurat, rawat jalan, rawat inap, pelayanan operasi, laboratorium, radiologi, farmasi dan penunjang lainnya. RS Pratama ini juga terdiri dari bangunan (fisik) dengan kapasitas untuk 50 tempat tidur pasien, peralatan kesehatan dan instalasi pengolahan limbah.

Selain penadatanganan prasasti, pada kesempatan yang sama, Menkes secara simbolis memberikan bantuan Kementerian Kesehatan untuk Kabupaten Manggarai Barat, diantaranya: Jumantik Kit, Posbindu Kit, Kelambu bagi ibu hamil, dan program pemberian makanan tambahan (PMT) bagi Ibu Hamil 4.959 Kg, PMT Balita 5.918 Kg, dan PMT Anak Sekolah 1.000 Kg.

Menkes berharap agar RS Pratama Labuan Bajo dapat mengembangkan pelayanan kesehatannya dalam mendukung Medical Tourism di Indonesia. Pengembangan layanan hyperbaric, maupun layanan lainnya, misalnya.

Sejalan dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang telah dimulai pada 31 Desember 2015, pengembangan Medical Tourism diharapkan bisa menarik minat masyarakat manca negara untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di Indonesia.

“Ini kesempatan bagi Labuan Bajo untuk maju. Bagi Indonesia, ini peluang untuk menambah devisa negara”, tambah Menkes.

Artikel Terkait