Intisari-Online.com - Infeksi Human Papilloma Virus (HPV) diketahui menjadi penyebab kanker serviks yang merupakan jenis kanker yang banyak menimbulkan kematian pada wanita.
Infeksi yang mudah menular melalui hubungan seksual ini dapat dicegah dengan pemberian vaksinasi.
Saat ini tersedia tiga jenis vaksin untuk mencegah infeksi HPV, yaitu Gardasil, Gardasil 9 dan Cervarix. Ketiga vaksin ini mencegah penularan HPV tipe 16 dan 18, dua jenis virus yang menyebabkan 70 persen kasus kanker serviks (mulut rahim). Selain itu, Gardasil 9 juga mencegah beberapa tipe virus HPV lainnya, yaitu tipe 31,33,45,52, dan 58.
(Baca juga: Duh, Seks Oral Tingkatkan Risiko Infeksi HPV yang Bisa Memicu Kanker Hingga 22 Kali Lipat)
Penelitian menyimpulkan, vaksin HPV sangat efektif mencegah infeksi HPV jika diberikan sebelum seseorang terpapar virus, ini berarti sebelum aktif secara seksual. Karena itu vaksinasi idealnya dilakukan pada anak usia 9-26 tahun.
Menurut Prof.Dr.Samsuridjal Djauzi, Sp.PD, Ikatan Dokter Indonesia merekomendasikan vaksinasi HPV sejak anak berusia 10 tahun.
"Di usia itu, kekebalan tubuh lagi baik-baiknya. Vaksin HPV akan memberikan pencegahan yang sangat bagus," kata Samsuridjal dalam acara diskusi dengan Kompas.com di Jakarta (16/9/2016).
(Baca juga: Vaksin HPV Tidak Memicu Seks Bebas)
Pada usia anak, vaksin HPV diberikan dua dosis. Dosis kedua bisa diberikan setelah satu tahun kemudian. Setelah itu, anak pun akan terbebas dari ancaman kanker serviks dan penyakit lainnya yang disebabkan oleh HPV.
Seperti dikutip dari situs cancer.gov, selain kanker serviks, vaksinasi HPV juga mencegah kanker anus, penyakit prakanker pada vagina dan anal, dan kutil kelamin.
Seperti semua jenis imunisasi lainnya, vaksin HPV akan merangsang tubuh membentuk antibodi yang di kemudian hari akan melawan virus jika tubuh terpapar, dan mencegah virus menginfeksi sel. Efektivitas vaksin ini melebihi 90 persen dalam mencegah infeksi penyakit akibat HPV.
(Baca juga: Kenali HPV, Lebih Penting Lagi Vaksinnya!)
Keamanan vaksin ini tidak perlu diragukan. Sebelum vaksin tersebut mendapat lisensi dari badan berwenang di berbagai negara, tentu harus dilakukan penelitian untuk menguji kemanan dan efektivitasnya.
Ribuan orang sudah diteliti dalam penelitian itu, dan sejauh ini tidak ada efek samping serius dari pemberian vaksin HPV. Efek samping yang ditemukan antara lain gejala lokal pada tempat suntikan, seperti merah dan bengkak.
Namun, vaksin ini belum diteliti pada ibu hamil, karenanya pemberian vaksin HPV tidak dianjurkan untuk wanita yang sedang hamil.