Intisari-Online.com - Sifat suka membantu ternyata sangat berpengaruh pada dinamika ekonomi, bahkan juga pada pendapatan perkapita. Jika sifat ini mentradisi, maka akan membuat suatu wilayah atau negara menjadi lebih sejuk. Sesuai survei perusahaan konsultasi dan penelitian, Gallup, ada 5 negara paling murah hati. Sayangnya, Indonesia tak masuk di dalamnya.
Menurut Gallup, sifat murah hati masyarakat tak hanya memengaruhi ketahanan ekonomi, tapi juga melahirkan banyak keuntungan. Sebab, masyarakat saling mendukung dan membantu, termasuk kepada orang asing.
Untuk menentukan mana negara pemurah hati, Gallup melakukan survei kepada lebih dari 145.000 orang di lebih dari 140 negara. Mereka ditanya apakah pernah atau sering mendonasikan kekayaan atau uangnya ke kegiatan sosial atau orang lain, sukarelawan, atau orang asing yang membutuhkan.
Hasilnya kemudian dikumpulkan di laporan 2016 Global Civic Engagement Report, kemudian diproyeksikan untuk dimasukkan ke seluruh dunia. Saat ini ada 7,4 miliar penduduk di dunia. Sebanyak 1,4 miliar orang pernah atau rutin mendonasikan uangnya ke kegiatan sosial. Hampir 1 miliar orang pernah atau rutin menjadi sukarelawan dan 2,2 miliar suka membantu orang asing.
Setiap negara memiliki skor nilai tersendiri. Ini hasilnya, 5 negara paling pemurah hati.
1. Burma
Mayoritas warga negara di Asia Tenggara ini menjawab "iya" untuk setiap pertanyaan tentang "memberi". Skor mereka paling tinggi.
Tradisi dan ajaran Budha menjadi alasan kuat kenapa mereka suka memberi atau membantu. Warga Yangon, Dr Hninzi Thet yang berayah Katolik dan ibu Budha, menjelaskan betapa kuatnya pengaruh konsep Karma di Theravada Buddhism, sebyah sekolah Budha paling terkenal di Burma.
"Setiap perbuatan baik akan menentukan kualitas inkarnasi berikutnya dan mereka ingin lebih baik di kehidupan berikutnya. Misalkan, pada ulang tahun anak, orang suka menawarkan makanan kepada pendeta Budha yang tergantung pada publik untuk makan," jelasnya.
Hanya, kata Hninzi, kebanyakan donasi yang dilakukan masyarakat diberikan kepada pendeta Budha atau biara. "Hanya baru-baru ini muncul usaha membantu juga panti asuhan yatim piatu dan organisasi serupa," jelasnya.
Soal bantuan dan keramahan kepada orang Asing, Burma juga menempati ranking pertama. Saat ini banyak wisatawan asing yang datang ke Burma karena stabilitas politiknya. Bahkan, dalam survei yang dilakukan Expat Insider 2015, Burma juga menjadi negara paling bersahabat.
2. Amerika Serikat
"Tindakan berdasarkan ROI (Return On Investment/timbal balik) lebih sedikit. Yang saya hargai dari Amerika dalam memberi adalah mereka menganggapnya sebagai model yang lebih mengarah pada perasaan sesama," jelas Hninzi Thet yang kini tinggal di Baltimore, Amerika.
Selain itu, di Amerika juga banyak organisasi nirlaba yang bergerak untuk membantu orang. Bahkan, di daerah pedesaan, banyak yang ingin menjadi sukarelawan.
Di kota kecil, Lucketts, Virginia, tradisi saling membantu malah sangat kuat. Warga suka saling membagi dan memberi.
3. Australia
"Artinya, ada kesempatan untuk sukses dalam segala hal dan bidang tanpa merugikan orang lain," kata Erik Stuebe, seorang manajer di InterContinental Melbourne The Rialto.
"Ada rasa hormat tinggi kepada seseorang yang sukses dan tetap sederhana dan rendah hati," lanjutnya.
Mereka juga peduli kepada sesama, dari negara mana pun. "Ketika terjadi Tsunami di Indonesia pada 2004, Australia mendonasikan 42 juta dolar AS ke Indonesia," kata Dailakis.
Di Australia juga ada gerakan Movember Foundation. Yayasan yang berdiri pada 2003 ini mesuport pria seluruh dunia untuk menumbuhkan kumis pada bulan November untuk mengumpulkan dana. Dana yang terkumpul untuk membantu kesehatan pria di seluruh dunia.
Australia sangat bangga akan kepercayaan sosial mereka dan jaringan keamanan, juga sistem kesehatan yang membuat warganya nyaman.
4. Selandia Baru
"Ada tradisi saling menjenguk untuk mengetahui keadaan orang lain," jelas Katherune Shanahan asal Wellington.
Bahkan, di Wellington ada The Free Store. Rumah makan dan toko-toko roti membagikan makanan secara gratis untuk sehari.
5. Sri Lanka
Bahkan di kota Matara, tradisi seperti ini terasa sangat kuat. Bahkan ada istilah, "Katakan tak masalah di pulau itu. Kecuali butuh bantuan atau sesuatu, Anda akan mudah menemukan orang yang akan membantu," kata Suun Budhajeewa dari Matara.
Selalu ada kegiatan sosial di Matara, dari donor darah sampai kegiatan charity sekolah. Pada hari libur, terutapa pada hari Poya (libur bulanan pada bulan purnama), ada kegiatan populer shramadhanas. Ini kegiatan seosial seperti membersihkan jalan publik, menjadi sukarelawan di rumah sakit dan membangun rumah untuk para gelandangan.