Intisari-Online.com - Seorang pria berkebangsaan Jepang meninggal dunia setelah tersedak bola nasi saat lomba makan-cepat.
Pria yang tak disebutkan namanya, merasa tak sadarkan diri saat lomba berlangsung di Hikone, prefektur Shiga, pada 13 November 2016 saat berusaha memakan lima bola onigiri dalam waktu tiga menit.
Ia meninggal di rumah sakit tiga hari kemudian tanpa pernah sadar kembali.
Lomba makan-cepat amat populer di Jepang.
Para ahli memperingatkan, selain tersedak, peserta lomba makan-cepat berisiko mengalami kerusakan perut atau kerongkongan mereka.
(Baca juga: Noelia Echhavaria, Bocah 7 Tahun yang Alami Kematian Otak setelah Tersedak saat Makan Siang di Sekolah)
Kasus serupa pernah terjadi di Indonesia pada 11 Maret 2016 saat pria bernama Fredy Jayadi (45) mengikuti lomba makan-cepat di salah satu gerai restoran ayam goreng cepat saji di Taman Semanan Indah, Cengkareng, Jakarta Barat. Lomba tersebut menjanjikan hadiah uang tunaisebesar Rp5 miliar untuk peserta yang paling cepat menghabiskan 3 potong sayap ayam goreng dengan waktu 5 menit.
Saat melahap ayam terakhir, Fredy tiba-tiba tersedak dan matanya melotot seperti tak bisa bernapas. Korban spontan meminum air putih untuk menurunkan ayam goreng yang tersangkut di kerongkongan, namun hal tersebut tak membantu.
Meski kasus tersedak dalam lomba makan-cepat sering tejadi, namun lomba semacam ini terus saja berlangsung. Jepang dan Amerika Serikat termasuk negara yang rutiin mengadakan lomba makan cepat seperti ini.
Nah, jika ingin ikut tanpa harus mengalami sedakan, ikutilah kiat Takeru Kobayashi ini. Pria Jepang ini adalah pemegang tujuh rekor Guinness World Records untuk makan tercepat dan terbanyak, seperti rekor makan 11 hamburger dalam waktu tiga menit, dan enam hotdog dalam waktu tiga menit.
"Kalau makan tidak usah buru-buru, sesuai kecepatan makan masing-masing saja, takutnya bila terburu-buru nanti tersedak," kata Kobayashi seperti dikutip cnnindonesia.com.
(Baca juga: Begini Cara Menanggulangi Tersedak Jarum Pentul atau Duri Ikan)
Namun, bukan itu saja rahasia pria Jepang yang hanya berbobot 58 kilogram ini. Ia memiliki dua metode yang ia temukan sendiri dalam menjalani kompetisi makan.
Metode tersebut adalah Metode Solomon dan Kobayashi Sake. Metode Salomon biasanya ia gunakan untuk perlombaan makan berbahan roti, seperti hotdog. Ia memisahkan antara roti dan sosis, dan dibelah menjadi dua. Satu tangan memegang roti, tangan yang lain memegang sosis.
Makanan kemudian dicelupkan ke dalam air terlebih dulu, lalu dimakan secara bergantian. Masukkan makanan ke bagian belakang mulut untuk langsung dikunyah dengan geraham. Lakukan proses tersebut secara cepat dan telan.
Sedangkan metode Kobayashi Shake dilakukan dalam proses menelan makanan dan diterapkan ketika perut sudah mulai penuh. Metode ini berupa menggoyangkan tubuh seperti mengayun agar memberikan ruang tambahan di dalam perut supaya masih dapat menampung makanan.
"Bisa juga minum air dahulu sedikit, tahan di mulut sebentar, lalu masukkan makanan ke mulut. Tapi jangan kebanyakan air, nanti justru menghambat penelanan makanan dan cepat kenyang," katanya menjelaskan.
(Baca juga: Cara Menolong Bayi atau Ibu Hamil yang Tersedak)
Kadang, Kobayashi pun melakukan gerakan mengadahkan kepala dengan tujuan dapat mempermudah menelan makanan. Dengan metode seperti ini, ia bisa memenangkan 10 juta yen (setara dengan Rp1,1 miliar) dalam perlombaan makanan.
Namun ini semua tergantung dari jenis makanan yang dimakan. Menurut Kobayashi, paling sulit adalah mengonsumsi makanan yang memiliki bahan yang keras seperti roti. Hal tersebut membuatnya 'seret' dalam menelan.
Bagaimana, tertarik untuk menerapkan kiat Kobayashi?