Bertemu "Phunsukh Wangdu" Asli, Si Insinyur yang Menginpirasi Peran Aamir Khan dalam "3 Idiots"

Moh. Habib Asyhad
,
Moh Habib Asyhad

Tim Redaksi

Sonam Wangchuk yang menginspirasi Phunsuk Wangdu dalam 3 Idiots
Sonam Wangchuk yang menginspirasi Phunsuk Wangdu dalam 3 Idiots

Intisari-Online.com -Satu pelajaran penting yang disampaikan Aamir Khan dalam 3 Idiots (arahan Rajkumar Hirani) adalah kita tidak perlu mengikuti perlombangan tikus untuk mencapai impian. Dalam film yang rilis 2009 itu Aamir berperan sebagai Phunsukh Wangdu, pemegang 400 paten atas namanya yang sangat diinginkan oleh seorang investor dari Jepang.

Apa yang kita lihat dalam film tersebut adalah bahwa karakter Phunsukh Wangdu sebenarnya terinpirasi oleh seorang insinyur dari Leh, salah satu distrik yang berada di wilayah Ladakh, negara bagian Jammu dan Kashmir. Jika kita mencarinya di peta, tempat ini tak jauh dari Himalaya. Insinyur itu bernama Sonam Wangchuk.

Baca juga:Meski Sudah Berusia 105 Tahun, Kunwar Bai Yadav Sukses Memelopori Pembangunan Toilet di India

Wangchuk, yang kini 50 tahun, membangun beberapa Ice Stupa untuk memfasilitasi irigasi di daerah gurun Himalaya Barat. Gundukan es itu difungsikan sebagai mini-gletser yang perlahan-lahan akan mencair dan mengirim air ke area pertanian. Untuk informasi saja, istilah Ice Stupa itu ternyata ia yang menciptakan.

Begini penampakan Ice Stupa itu:

Wangchuk menghabiskan hari-harinya dengan bekerja di Ladakh yang berada di ketinggian 3.500 meter di atas permukaan laut. Daerah ini dikenal sebagai wilayah yang miskin air bersih, terlebih ketika musim tanam dan musim panen tiba. Dan upaya pemberdayaan pertanian ini telah diakui secara internasional.

Atas jasanya itu, Wangchuk diganjar penghargaan prestisius Rolex Award for Enterprise 2016. Penghargaan ini diberikan minggu lalu di Los Angeles, AS, untuk mereka “yang telah mengubah dunia dengan pemikiran yang inovatif dan dinamis.”

Sonam Wangchuk dalam sebuah forum
Tak hanya itu, Wangchuk juga telah mendirikan sebuah sekolah di Ladakh yang disebut SECMOL—kependekan dari Students’ Educational and Cultural Movement of Ladakh. Sekolah ini memungkinkan para muridnya bisa belajar dengan menyenangkan dan praktis alih-alih bertungkus lumus dengan teks dan buku ajar.

Sekolah ini sengaja ditujukan kepada anak-anak yang dianggap gagal secara sosialdan akademik. Ia percaya bahwa menghafal akan membunuh proses belajar dan, pada gilirannya, kepercayaan seorang siswa. “Jika orang gagal dapat mencapai puncak mimpinya, itu artinya ada yang salah dengan sistem (pendidikan) kita,” ujarnya, seperti dilaporkan Flame Buzz.

Artikel Terkait