Intisari-Online.com – Suatu saat aku sedang menikmati senja dalam perahu keselamatanku yang sedang berlabuh. Kulihat Tuhan di ruang pengemudi, Ia menatapku dan berkata, “Lepaskanlah tambatan tali itu, dan biarlah Aku membawa engkau ke seberang. Sebab bukan rancangan-Ku engkau tertambat di sini…”
Dengan gelisah dan khawatir aku menjawab, “Tuhan, bukankah lebih baik aku tetap di sini? Aku tidak akan melihat taufan dan badai dan aku dapat kembali ke darat kapan pun aku mau.”
Dengan lembut, Ia memegangku, menatap mataku dan berkata, “Jika engkau tidak mengalami taufan dan badai, engkau tidak akan pernah melihat, bahwa Aku berkuasa atas semua itu.”
Dalam pergumulanku, aku memandangi tali yang mengikat perahu. Di tali itu, aku lihat ada rasa khawatir akan keuangan, pekerjaan, kehidupan, dan masa depan.
Dalam hatiku aku bertanya, “Tahukah Ia apa yang aku inginkan? Mengertikah Ia apa yang aku rindukan?“
Tuhan memelukku dan berkata lembut, “Memang tidak semuanya akan sesuai dengan apa yang kau inginkan, bahkan mungkin kebalikannya yang akan engkau dapatkan. Tapi, maukah kau percaya, bahwa rancangan-Ku adalah rancangan damai sejahtera dan masa depanmu adalah masa depan yang penuh harapan?”
Lalu dengan berat aku melepas tali perahuku. Kulepaskan semua rasa khawatir itu dari hatiku. Kutaruh hak atas masa depanku ditangan-Nya. Aku tidak tahu bagaimana nanti masa depanku. Tapi aku percaya Ia sudah ada di sana.
Sambil menangis aku menatap-Nya dan berkata, “Jadilah nakhoda dalam hidupku dan marilah kita berlayar bersama.”