Intisari-Online.com –Rawon apa yang paling enak di Surabaya? Jika pertanyaan ini ditanyakan kepada para pecinta sejati rawon di Surabaya, jawabannya pasti beragam. Ada yang akan bilang Rawon Setan, Rawon Taman Bungkul, atau Rawon Srikandi, dan Iain-Iain. Tapi kalau pertanyaannya diubah: rawon apa yang paling kondang di Surabaya? Tentu semua orang sepakat, jawabannya adalah Rawon Setan.
--
Ya, setan yang satu ini bukannya ditakuti tapi malah sering dicari. Masakan berkuah hitam pekat ini mungkin merupakan makanan khas Jawa Timuran yang paling sering diburu oleh mereka yang sedang jalan-jalan di Surabaya. Jika tiga tahun lalu Anda bertanya di mana warung Rawon Setan, semua orang akan dengan gampang menunjuk warung Rawon Setan di depan Hotel JW Marriott, Jln. Embong Malang. Tapi kalau Anda bertanya sekarang, agak repot untuk menjawabnya. Masalahnya, saat ini ada beberapa warung Rawon Setan, dan semuanya mengaku asli. Ada Rawon Setan di depan Hotel Marriot, Rawon Setan Bu Sup, dan Rawon Setan Mbak Endang. Jadi, mana yang asli, ya?
Penjelasannya agak rumit. Sejarah Rawon Setan sudah diawali pada tahun 1953. Dirintis pertama kali oleh Musiati, Rawon Setan masa itu punya jam buka unik: pukul 02.00 - pagi hari. Maklum saja, warung ini terutama melayani para pekerja malam sehingga sempat dijuluki "Rawon Hostes".
Ketika Bu Musiati memutuskan berhenti dari "dunia hitam" (maksudnya, tidak lagi berjualan rawon), warung ini diteruskan oleh Endang dan Bu Sup (Supiah), cucu dan menantunya. Lokasi berjualan masih di emperan Jln. Embong Malang. Dalam seminggu, kedua orang ini bergantian berjualan. Jam bukanya pukul 23.00 - pagi hari. Sejak masa inilah namanya tersohor sebagai Rawon Setan.
Sayangnya, kolaborasi antara Mbak Endang dan Bu Sup sudah berakhir kurang lebih tiga tahun lalu. Mereka memilih buka warung rawon sendiri-sendiri dengan tetap menggunakan nama Rawon Setan tapi dengan penambahan nama mereka, plus foto diri untuk logo warung. Bu Sup membuka depot di Jln. Tunjungan. Mbak Endang sendiri membuka depot yang merajai beberapa pujasera dan mal.
Lalu, siapa yang mengelola rawon setan di depan Hotel Marriot yang ramainya minta ampun itu? Ternyata dikelola oleh Juwariah dan Lusi, dua anak Bu Musiati. Memang, tiga dari empat anak Bu Musiati terjun mengembangkan usaha Rawon Setan.
Jadi, terserah Anda ingin menikmati Rawon Setan versi yang mana. Yang jelas, semuanya punya cita rasa yang mirip dan masih memegang ciri khas Rawon Setan, yaitu kuah hitam pekat, potongan daging yang besar-besar. Warna hitam pekat ini karena kandungan keluwak yang dominan. Aromanya gurih karena taburan bawang goreng. Juga, tidak lupa unsur rawon yang tidak pernah ketinggalan yaitu taoge pendek plus sambal.
Di Rawon Setan Bu Sup, tersedia dua pilihan menu, yaitu Rawon Biasa dan Rawon Buntut. Penyajiannya bisa dicampurdengan nasi atau dipisah dalam mangkuk sendiri. Rawon yang dipisah berisi tujuh potong daging sapi yang besar-besar.
Selain menjual rawon, Bu Sup juga menyediakan nasi osek. Ini bisa menjadi alternatif dari rawon. Makanan ini berupa potongan daging sapi yang dibaluri bumbu rendang. Berwarna kuning, tidak mengandung keluwak. Kalau daging di rawon masih kurang, Anda bisa menambah lauk telur asin, tempe mendhol, perkedel kentang, gorengan paru, limpa, babat, dan usus. Ana/Koes