Intisari-Online.com- Tanggal 14 November 2016 malam, dunia akan disuguhkan aksi dari Supermoon terbesar. Itu adalah julukan ketika bulan berada dalam jarak terdekat dengan bumi. Kali ini, ukurannya 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang daripada sebelumnya. Jika terlewat, kita akan menyaksikan Supermoon lagi pada tahun 2034.
Namun dibalik fenomena langka itu, sering terdengar beberapa mitos. Seperti adanya tsunami dan gangguan kesehatan. Tapi jangan panik, menurut beberapa ahli itu semua belum tentu benar.
Dari sisi cuaca, fenomena Supermoon tidak berpengaruh secara signifikan. Memang ketika bulan berada pada titik terdekatnya dengan Bumi, akan terjadi pasang surut air, namun tidak ekstrim. Hanya naik beberapa sentimeter.
Hal senada juga diucapkan Pete Wheeler dari International Centre for Radio Astronomy. “Tidak akan ada gempa bumi atau gunung berapi meletus, kecuali memang tahun perhitungannya sama,” katanya.
Bumi hanya akan mengalami keadaan air yang surut lebih rendah dan keadaan air pasang lebih tinggi pasang ketika proses Supermoon.
Tidak berbeda jauh dengan cuaca, tampaknya fenomena Supermoon juga tidak akan mengganggu kesehatan, kecuali gangguan tidur.
Menurut Dr. Niall McCrae, seorang peneliti kesehatan mental di King College London, ia menemukan kurangnya penelitian antara hubungan Supermoon dan masalah kesehatan mental di awal abad 19. Namun, sebaliknya, menurut perawat dari Dr. McCrae, Supermoon membuat pasien lebih resah dan gelisah.
Hasil lain juga menjelaskan jika orang dewasa yang sehat dan normal tidur 20 menit lebih sedikit saat Supermoon. “Namun tidak ada gangguan kesehatan yang substansial terjadi,” jelas Dr. McCrae.
“Jadi, dengan penelitian ini kami menghimbau agar masyarakat tidak khawatir. Sebab Supermoon tampaknya tidak mempengaruhi kesehatan dan juga perilaku masyarakat,” jelas Dr. Jean-Philippe Chaput, dari The Eastern Ontario Research Institute.
Baca juga: Misteri Supermoon 14 November 2016