Intisari-Online.com –Pada sebuah hikayat, Sang Buddha duduk dikelilingi murid-muridnya. Dengan suara lembut dia berkata, "Orang-orang yang akan kalian datangi untuk menyampaikan kebenaran adalah orang-orang yang berbahaya. Kalian memberikan kebaikan, mereka malah akan melempari kamudengan batu. Namun kalian jangan marah. Sebab, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang tak berdaya. Itu hanyalah luapan kemarahan karena hancurnya kebenaran akan kepercayaan yang telah mereka yakini sejak dulu kala."
Selang berapa lama kemudian, salah satu muridberdiri dan mohon pamit untuk menyiarkan kebenaran.
Buddha bertanya, "Ke mana kamu akan pergi pergi?"
Si murid menjawab, "Tak ada satu murid pun di sini yang berniat pergi ke wilayah Sukha. Oleh sebab itu, aku akan pergi ke sana."
Sang Buddha coba melarang sebab Sukha merupakan wilayah yang terkenal akan kekejaman dan keganasan penduduknya. Buddha kemudian bertanya lagi kepada sang murid. "Jika penduduk Sukha menghinamu, apa yang akan kamu lakukan?"
Si murid menjawab, "Akumerasa beruntung sebab mereka hanya menghina dan tidak memukuliku."
Buddha kembali bertanya, "Jika mereka memukulimu, apa yang akan terjadi padamu?"
Muridnya menjawab, “Aku merasaberuntung karena mereka tidak membunuhku.Mereka hanya memukuliku.”
Lagi-lagi sang Buddha bertanya, “Satu pertanyaan lagi, jika mereka membunuhmu, apa pendapatmu?”
Dengan lugas sang murid kembali menjawab, “Apa lagi yang bisa terjadi? Mereka adalah orang-orang baik yang telah membebaskankudari tubuh ini yang mungkin ada banyak kesalahan. Mereka telah melepaskankudari tubuh ini di mana mungkin kakiku telah pergi pada jalan yang salah.Mereka telah membebaskankudari tubuh ini. Aku akan mati dengan penuh rasa syukur bagi mereka.”
Buddha tersenyum mendengar jawaban sang murid. "Pergilah, Ke mana pun kamu pergi, kamu akan menemukan teman. Kenapa? Sebab matamu selalu menatap sisi kebaikan. Di matamu tidak ada musuh, yang ada hanya teman. Sesungguhnya, hanya orang yang tidak lagi melihat musuh dalam hidupnya adalah orang yang dapat menyatakan kebenaran."