Intisari-Online.com - Pemanasan air laut sudah mengganggu dan merusak es raksasa di sekitar Antartika selama bertahun-tahun. Dalam penelitian yang baru saja diterbitkan, menunjukkan bahwa ilmuwan telah menemukan bagaimana es di Antartika cepat mencair, yang kemudian mengakibatkan permukaan air laut terus naik.
Pemimpin penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Communications ini, Ala Khazendar, dari NASA Jet Propulsion Laboratory, mengatakan bahwa pencairan terjadi pada kecepatan yang sangat cepat dan gletser tidak dapat sempat mengisi pada bagian yang telah hilang. Hasil akhirnya juga menunjukkan bahwa gletser terus menipis.
Hal ini memengaruhi stabilitas es Antartika dalam dua cara, apakah mereka sebagai gateway atau gatekeeper Antartika. Seperti gletser yang mengalir perlahan dari tepi benua ke laut, mereka mulai mengapung ketika masih melekat pada tanah, dimana dalam SAINS, ini disebut sebagai “garis dasar”. Hal ini kemudian wajar bila es mencair dan meningkatkan air laut atau terbentuknya gunung es.
Selama ribuan tahun, es di garis landasan cenderung memperlambat aliran es memasuki lautan, sedangkan pembentukan es baru jauh di pedalaman Antartika dapat menyebabkan kerugian di tepi lapisan es.
Menggunakan radar udara untuk mengukur langsung sepanjang mil dari garis landasar tiga gletser Antartika Barat yang mengalir ke badan air, yang disebut Amundsen Sea Embayment, tim peneliti menyebut bahwa antara tahun 2002 dan 2009, gletser melambat tercatat di Antartika Barat, mencair dari sisi bawah ke atas.
Para ilmuwan telah lama melacak dan mencari tahu tentang tingkat mencair es yang ekstrim di Antartika Barat, pada gletser Pine Island dan Thwaites. Namun, tiga gletser dianalisis dalam penelitian, yaitu Smith, Paus, dan Kohler, yang mengalir ke Crosson dan Dotson berubah menjadi lebih cepat.