Intisari-Online.com- Di suatu pantai, suara gemuruh ombak adalah hal yang biasa terdengar. Namun, jika telinga kita dipertajam. Suara-suara ombak itu seperti percakapan.
Sang ombak kecil memandang ke depan, ke arah ombak besar yang dengan suara gemuruh besar, seperti menunjukan siapa dirinya. Dirinya yang perkasa dan berwibawa.
Melihat itu, si ombak kecil berkecil hati. Ia ingin seperti ombak besar yang selalu membuat penikmat pantai berdecak kagum.
“Aku juga ingin seperti ombak besar,” kata si ombak kecil pelan.
Tak sengaja, suara itu didengar oleh si ombak besar. “Kau ingin menjadi sepertiku?” tanya ombak besar.
“Iya. Aku ingin sepertimu. Begitu kuat, perkasa, dan berwibawa,” jawabnya tulus.
Ombak besar tersenyum pelan. “Sebenarnya apa yang kau risaukan itu tidak benar. Sebab, jika kita mengenal diri kita dengan baik, maka kita adalah sama,” ungkap ombak besar.
“Sama? Tidak mungkin. Kau jelas-jelas lebih hebat daripada aku,” kata ombak kecil tak terima.
Lagi-lagi, ombak besar tersenyum.“Sejatinya, ombak hanyalah sifat sementara kita. Karena sesungguhnya, kita hanyalah air. Air yang tidak tahu kapan akan menjadi ombak besar ataupun kecil,” jelas si ombak besar.
Benar. Kita semua adalah sama. Sama-sama manusia. Sama-sama berjuang di kehidupan. Kita tidak tahu kemana arah hidup ini. Mungkin, suatu saat nanti kita akan menjadi orang besar atau malah tidak.
Untuk itu, kenali diri sendiri agar tahu akan menjadi apa kita pada masa depan.