Intisari-Online.com- Salah satu media sosial ternama, Twitter mengalami masalah dan diperkirakan akan merumahkan ratusan pekerjanya. Mengapa bisa seperti itu?
Menurut data, media sosial ini sudah ketinggalan dibanding media sosial lainnya, seperti Facebook misalnya. Twitter dinilai stagnan (berhenti berjalan) dalam hal finansial. Dalam tahun 2016, hanya sekitar 300 juta pengguna saja yang masih aktif. Tentu angka ini tergolong kecil. Mengingat dulu dalam satu hari bisa ada jutaan tweet.
Dikabarkan, inti bisnis situs microblogging ini yaitu platform iklan dan pesan sudah tidak ada penawaran dari perusahaan. Selain itu, media sosial berlambang burung biru ini sudah mengeluarkan uang yang sangat banyak dalam pemasaran produknya beberapa tahun terakhir. Hanya saja tidak berjalan baik. Hal inilah yang menyebabkan pendapatan Twitter melamban.
Bahkan, ada beberapa perusahaan yang dikatakan mau membeli Twitter. Seperti Disney, Salesforce, bahkan Google. Namun sampai detik ini, belum ada penawaran resmi dari perusahaan besar dunia ini.
Oleh karena itu, menurut David Hsu, profesor mananejen dari University Pennsylvania Wharton School, pemutusan hubungan kerja merupakan satu-satunya cara agar Twitter bisa bertahan. Walau cara tersebut akan membuat reputasi Twitter semakin buruk, tapi tidak ada cara lain. “Twitter butuh staf yang ‘ramping’ agar bisa bertahan,” jelas David.
Masa depan Twitter akan dijelaskan oleh CEO mereka, Jack Dorsey pada kuartal ketiga tahun 2016. Sampai saat ini, sudah ada sekitar delapan persen atau 300 karyawan yang dirumahkan.
Isu yang menyebutkan bahwa Jack tidak bisa mengemban sebagai CEO Twitter karena juga memimpin perusahaan lain, yaitu Square. Sehingga, ia sekarang merasa di bawah tekanan. Keadaan inilah yang membuat Twitter siap dijual.