Bale Raos; Sensasi Makan Minum ala Sultan

K. Tatik Wardayati
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Bale Raos, sensasi masakan keraton.
Bale Raos, sensasi masakan keraton.

Intisari-Online.com – Menyantap masakan tradisional Jawa tentu bukan sesuatu yang luar biasa. Tapi kalau menyantap masakan keraton, belum tentu semua orang pernah merasakannya. Di Yogyakarta, Anda bisa merasakan pengalaman ini di restoran Bale Raos. Anda bisa menikmati pengalaman sehari menjadi "Sultan".

--

Di Bale Raos, yang enak bukan cuma masakannya, tapi juga suasananya. Bangunannya berupa bangunan joglo, interiornya bergaya klasik, hiburannya berupa kesenian tradisional Jawa seperti gamelan, tari-tarian gaya Yogya dan atraksi seni lain yang khas keraton.

Favorit raja

Restoran ini lokasinya tidak jauh dari tempat wisata keraton, tepatnya di Jin. Magangan Kulon No. 1, Keraton Yogyakarta. Dari lokasi wisata keraton, Anda bisa naik andong atau becak karena jaraknya hanya sekitar 500 m.

Restoran yang dibangun pada tahun 2004 ini milik GKR Pembayun (putri sulung Sultan Hamengku Buwono X). Berangkat dari misi melestarikan kekayaan budaya, khususnya kekayaan kuliner khas Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, restoran ini menyajikan suguhan yang unik. Sangat berbeda dari restoran kebanyakan di Yogyakarta, baik dari segi menu, cara penyajian, maupun tempatnya.

"Menu yang disajikan umumnya kegemaran raja-raja Keraton Yogyakarta," ujar Sumartoyo, General Manager Bale Raos. Saat datang, Anda akan dipersilakan duduk di sebuah meja jamuan dining set untuk empat orang. Seorang pelayan dengan pakaian tradisional Jawa mengucapkan selamat datang dalam bahasa Jawa kromo (halus).

Kalau Anda datang malam hari, ucapan selamat datangnya, "Sugeng dalu" (Selamat malam).

Welcome drink berupa minuman wedang secang hangat. Ini minuman khas keraton yang terbuat dari sari kayu secang. Tapi wedang secang Bale Raos berbeda dengan wedang secang kebanyakan sebab wedang ini berisi campuran rempah-rempah seperti kayumanis, kapulaga, cengkih, dan jahe. Saat diseruput, wedang ini menimbulkan rasa hangat di tenggorokan. Sambil memesan menu dan menunggu pesanan datang, Anda akan ditemani dengan alunan gending-gending gamelan khas Keraton Yogyakarta.

Kalau Anda belum pernah tahu masakan khas keraton, Anda mungkin akan bingung sebab menu di sini namanya aneh-aneh. Ada Bebek Suwar-suwir, Sanggar, Prawan Kenes, Kapiratu, Manuk Norn, Soup Timlo, dan Roti Jok. Tak usah panik, pelayan akan siap menjelaskan kepada Anda.

Di dereten menu hidangan pembuka, terdapat Soup Tomat (menu favorit HB IX), Soup Timlo (menu favorit HB X), Soup Lidah, Soup Kacang Merah, dan masih beberapa lagi.

Di deretan menu hidangan utama ada Sayur Klenyer (menu favorit HB IX), Daging Lombok Kethok (menu favorit HB VII-IX), Semur Ayam Panji (menu favorit HB VII), Semur Piyik (menu favorit HB VII), Gecok Ganem (menu favorit HB IX), Dendeng Ragi (menu favorit HB IX), dan masih banyak lagi.

Bir tak beralkohol

Bale Raos juga punya menu andalan lain, Bebek Suwar-suwir. Masakan ini terbuat dari daging bebek goreng, dibumbui aneka rempah, disajikan bersama saus khusus dari kedondong parut, serta pendamping setup nanas goreng. Rasanya? Hmmm... gurih, asam, manis bercampur jadi satu, menciptakan kelezatan yang unik.

Hidangan ini kegemaran Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Pada masa itu, Bebek Suwar-suwir dimasak oleh juru masak keraton bernama nDoro (Meneer) Smith - koki berdarah Belanda - di Pawon Prabeya (dapur khusus untuk memasak hidangan Sultan). Nasinya tersedia dalam pilihan nasi tradisional, nasi punar, dan nasi golong.

Minumannya juga tak kalah istimewa, Beer Djawa. Namanya memang bir, tapi bukan minuman beralkohol. Beer Djawa ini diramu dari aneka bahan alami seperti daun serai, kulit kayu secang, mesoyi, kayumanis, kapulaga, jeruk nipis, cengkih, dan jahe.

Tersedia juga hidangan spesial Roti Jok (menu favorit HB IX). Kudapan ini terbuat dari adonan tepung beras, terigu, dan telur ayam yang disajikan bersama semur ayam atau semur daging. Aneh bukan?

Sebagai hidangan penutup, Bale Raos menyediakan Manuk Nom, Semlo (menu favorit HB IX), Tapak Kucing, Prawan Kenes, dan Jadah Manten. Makin penasaran? Jangan buang-buang waktu, mampir saja, sekalian berwisata di keraton. [TIA/ONC]

Artikel Terkait