Benchmark Pep Guardiola di Manchester City Akankah Berhasil?

Agus Surono
,
Moh Habib Asyhad

Tim Redaksi

Mampukah Pep Guardiola mengangkat Manchester City ke level klub bangsawan?
Mampukah Pep Guardiola mengangkat Manchester City ke level klub bangsawan?

Intisari-Online.com - Manchester City tak bisa menjauh dari kejaran Arsenal dan Liverpool. Di kandang sendiri mereka ditahan imbang Southampton 1 – 1. Bersama Arsenal dan Liverpool, City memiliki nilai sama 20. City bertengger di puncak klasemen sementara karena memiliki selisih gol yang lebih baik dibandingkan dua klub tadi.

Kesan pertama yang menggoda pada City mulai pudar. Di awal kedatangannya, Pep Guardiola (45) memang sudah mewanti-wanti fans City bahwa ia bukanlah mesias, yang akan mengangkat tim itu ke kelas klub bangsawan.

“Saya beruntung di Barcelona dan Muncih mewarisi pemain-pemain bagus. Namun datang ke negara penemu sepak bola dan yakin Anda bisa mengubah sesuatu sepertinya sedikit sombong,” kata Guardiola.

“Saya tidak cukup bagus untuk mengubah sesuatu. Sepertinya angkuh bisa mengubah mentalitas sebuah klub berusia 120 tahun.”

Namun, dibandingkan dengan pelatih juara lain di Liga Inggris (Jose Maurinho di Manchester United dan Antonio Conte di Chelsea), Pep mencoba menghadirkan standar baru permainan (benchmark) di Liga Inggris.

Pelatih kesebelasan Inggris, Sam Allardyce menyatakan bahwa meski kompetisi masih dini, tapi Guardiola sudah memberi perbedaan.

Salah satu perbedaan bangunan permainan yang belum pernah ada di EPL, menurut Allardyce, adalah dua bek sayap yang lebih banyak beroperasi di area tengah. "... generasi mendatang pasti akan meniru hal itu," lanjut Allardyce (61).

Sebenarnya posisi main itu "belum lama" diterapkan Guardiola. Bahkan saat masih menangani Bayern Muenchen (2013-2016), dua bek sayap yang bergabung dengan para gelandang hanya diterapkan kadang-kadang.

Tapi yang jelas itu terinspirasi oleh filosofi permainan menyerang total ala Marcelo Bielsa yang juga mempengaruhi Mauricio Pochettino, pelatih Tottenham Hotspur. Namun itu jelas barang baru bagi EPL.

Standar lain yang dibawa Pep ke City adalah soal makanan (bagi para atlet). Pada awal kehadirannya Juli silam, ia langsung membuat daftar makanan yang "haram" dikonsumsi para pemain atau minimal mendapat pengurangan porsi.

Daftar makanan itu antara lain piza, jus buah, dan sejumlah makanan berat lain. Menurut bek sayap Gael Clichy, Pep ingin semua pemainnya punya postur yang memudahkan untuk bergerak lincah.

Sebenarnya standar ini bukan hal baru. Dua pelatih terdahulu Tottenham Hotspur, Martin Jol (2004-2007) dan Juande Ramos (2007-2008), pernah mengeluhkan paket ransum untuk para pemain yang tak memenuhi standar kesehatan para atlet. Namun, mereka kalah nama dibandingkan Pep.

Akankah benchmark itu berjalan seperti yang diinginkan Pep dan mengangkat City ke kasta yang lebih tinggi?

“Kita percaya bahwa bersama-sama itu akan membuat kita kuat. Tak ada seorang pemain pun di dunia yang bisa memutuskan dengan sendirinya secara mutlak sesuatu baginya. Pasti akan melibatkan orang lain. Itu yang paling penting,” kata Pep.