Intisari-Online.com -Ini adalah cerita tentang Pak Mendi, seorang pedagang bakso keliling yang sudi bayar dengan uang kuno. Tak hanya itu, laki-laki berusia 50 tahun yang biasa mangkal di jalan-jalan di kota Parepare, Sulawesi Tengah, juga mau menerima bayaran menggunakan mata uang asing.
“Mau pake dolar, riyal, yen, ringgit atau uang kuno sekali pun, saya terima,“ ujar Mendi sambil melayani pembeli saat ditemui di Jalan Mappangara, Kelurahan Lapadde, Kecamatan Ujung, Kota Parepare, Sulawesi Selatan, Kamis (20/10). Ia menambahkan, jika ada yang membayarnya dengan uang asing, maka ia akan memberinya bakso seharga uang itu.
Sementara itu, untuk mata uang kuno, misalnya mata uang Arab yang berbentuk koin atau kertas, itu tergantung kesepakatan antara pelanggannya. “Kalau pelanggan berikan uang kuno, itu tergantung kesepatakan antara saya dengan pelanggan, mau ditukar bakso atau ditukar uang rupiah,” ujar Mendi.
Salah satu langganannya adalah Pasmawati. Perempuan yang pernah merantau ke Malaysia dan sedang cuti melahirkan ini mengaku heran dengan cara berjualan Pak Mendi. Ia heran, kok ada pedagang bakso di Parepare mau menerima mata uang apa saja jika membeli bakso.
“Saat saya membeli bakso Mas Mendi pertama kali, saya heran Mas Mendi menerima saat saya memberikan mata uang ringgit,“ ungkap Pasmawati.
Aksi ini sejatinya tak lepas dari latar belakang Pak Mendi yang ternyata seorang kolektor. Ia punya hobi mengoleksi uang-uang klasik, baik koin maupun uang kertas. Hobi ini dilakoninya sejak sekitar tujuh tahun lalu itu saat berprofesi sebagai pedagang es keliling.