Intisari-Online.com – Malam itu sangat gelap dan terjadi badai. Sebuah kapal dagang sedang melaut dan dihantam gelombang laut yang tinggi. Semua orang di atas kapal itu berpikir bahwa mereka tidak akan bisa bertahan dari badai. Kecuali satu orang pedagang, yang baru kembali dari luar negeri dengan membawa barang yang sangat mahal.
Pedagang itu menyadari bahwa satu-satunya hal yang bisa dilakukan dalam menghadapi amukan badai adalah berdoa kepada Tuhan. Lalu, ia pun mulai berdoa, “Oh, Tuhan. Buatlah agar kami tetap aman dari badai ini. Bila nanti kami aman mendarat di pelabuhan, saya akan menyumbangkan setengah dari barang dagangan saya untuk rumah ibadah.”
Dengan janji dan iman yang kuat itu, pedagang itu terus melantunkan doanya. Tak lama kemudian, angin tenang. Gelombang laut yang menerjang tinggi, kemudian melambat dalam goyangan lembut. Semua penumpang kapal menghela napas lega karena angin malam yang tenang meniup wajah mereka. Kapal pun dapat berlabuh di pelabuhan dengan aman dan selamat.
Beberapa hari kemudian, kisah pedagang itu berlanjut. Ia berangkat untuk memenuhi janjinya kepada Tuhan. Ia datang ke kota dan menuju sebuah rumah ibadat. Pedagang itu memasuki rumah ibadah dan pergi menemui kepala rumah ibadat itu untuk memberi penghormatan.
Sebelum pedagang itu mengucapkan kata-kata, pemimpin rumah ibadah itu berkata, “Kapal Anda terjebak dalam badai di tengah laut. Hari ini, Anda datang memenuhi janji Anda.” Ia kemudian menceritakan kisah pedagang itu kepada semua yang hadir. Pedagang itu tertegun, seolah-olah pemimpin rumah ibadat itu bisa membaca pikirannya. Pedagang itu pun kemudian berguru padanya dan memenuhi janjinya dengan menyumbangkan setengah dari kekayaannya untuk rumah ibadat itu.