Tidak Sanggup Menghidupi, Anak Kembar Siam Ini Ditinggalkan Kedua Orangtuanya di Rumah Sakit

Mentari Desiani Pramudita
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Venna dan Veni, anak kembar siam yang ditinggalkan kedua orangtuanya.
Venna dan Veni, anak kembar siam yang ditinggalkan kedua orangtuanya.

Intisari-Online.com- Tidak ada yang ingin dilahirkan dalam keadaan cacat. Namun apa daya jika Tuhan memberikannya. Bukannya merawat kedua bayi kembar siamnya dengan penuh perhatian, kedua orangtua Veena dan Vani malah meninggalkannya di rumah sakit.

Veena dan Vani, dua bayi kembar siam asal distrik Nalgonda, Telangana, India ditinggalkan kedua orangtuanya pascaoperasi pertama pemisahaan kepala keduanya berdempet. Alasannya karena mereka terlalu miskin untuk menghidupi dua anak yang terlahir cacat. Mereka berjanji akan mengambil anak-anaknya setelah operasi berhasil. Namun apa daya, sampai detik ini operasi tidak berhasil.

Operasi pertama terjadi pada Desember 2004 oleh dr. Yarlagadda Nayudamma, ahli bedah dari Rumah Sakit Guntur. Namun karena terlalu berisiko, operasi itu tidak banyak menghasilkan sesuatu.

Tahun 2006, saat Veena dan Veni dipindahkan ke Rumah Sakit Niloufer di Hyderabad. Sejak itulah mereka dibesarkan oleh pihak rumah sakit. Mereka tinggal dalam satu kamar dan hanya memiliki satu jendela saja.

Setelah itu, beberapa kali Veena dan Veni melakukan operasi pemisahaan kepala. Sayang semuanya gagal. Mulai dari tahun 2008 oleh dr. Ashish Metha, ahli bedah saraf dari Breach Candy Hospital di Mumbai sampai dr. Keith Goh, ahli bedah saraf dari Rumah Sakit East Shore di Singapura.

Sampai tahun 2015, dr. Narendra Kumar, ahli bedah pediatrik Rumah Sakit Niloufer di Hyderabad yang selama ini menjaga si kembar menemukan dokter ahli bedah internasional yang mau mengoperasi keduanya. Mereka ialah dr. David Dunaway dan dr. Owase Jaelani asal London, Inggris.

Menurut kedua dokter tersebut, ada peluang sembuh 80 persen mengingat keduanya memiliki otak masing-masing. Hanya saja operasi harus dilakukan lima kali secara terpisah dengan memakan waktu selama 1 tahun. “Kami harus bisa menemukan lokasi pembuluh darahnya karena itulah letak risiko terbesar,” ungkap dr. David.

Hal yang membahagiakannya lagi, pemerintah Telangana bersedia menanggung seluruh biaya operasi. Bahkan ada beberapa sumbangan dari masyarakat untuk kembar siam Venna dan Veni.

Saat ini, mereka sedang melakukan beberapa persiapan terakhir sebelum melakukan operasi pemisahan kepala untuk Venna dan Veni.

Artikel Terkait