Intisari-Online.com – Jangan sia-siakan waktu karena ia tidak pernah akan kembali lagi. Elihu Burritt dikenal sebagai “Tukan Besi Pelajar”. Jika ada waktu luang di tempatnya bekerja sebagai penempa besi, ia segera melakukan program belajar sendiri, hal yang membuatnya menjadi penulis, ahli bahasa, dan ahli matematika. Dalam buku harian tukang besi ini tertulis, “Selasa, 19 Juni, belajar 60 baris bahasa Ibrani, 30 baris bahasa Belanda, 10 baris bahasa Bohemis, 9 baris bahasa Polandia, 15 nama bintang, 10 jam menempa besi.”
Menurut seorang ahli, jika usia kita mencapai 70 tahun, inilah yang kita kerjakan selama di dunia ini:
Semua manusia memiliki 86.400 detik setiap harinya, dan inilah salah satu bukti keadilan Tuhan. Namun, bagaimana kita memanfaatkannya? Jawaban terhadap pertanyaan ini sepenuhnya bergantung pada diri kita sendiri. Ada orang yang memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, sehingga ia tidak pernah menunda pekerjaan, apalagi bermalas-malasan.
Namun, tidak sedikit pula orang yang berbuat sebaliknya. Mereka menjalani hari tanpa menghasilkan sesuatu yang berarti. Mereka berpikir, “Toh, masih ada hari esok, jadi bersantai-santai sajalah.” Anda memang dapat memutar mundur jam, tetapi ingatlah bahwa Anda tidak dapat mengulangi waktu yang sudah terlewatkan. Karena itu, jangan sampai kita menyesal di kemudian hari karena telah membuang-buang waktu dengan melakukan hal yang sia-sia. Mari kita memanfaatkan setiap detik yang ada untuk kerja dan menghasilkan karya yang terbaik. Mau?