Intisari-Online.com – Seorang bhikkhu memutuskan untuk bermeditasi sendiri, jauh dari biaranya. Ia membawa perahu ke tengah danau, menutup matanya, dan mulai meditasi.
Setelah beberapa jam keheningan terganggu, ia tiba-tiba merasa bagian dari perahu lain bertabrakan dengan perahunya. Dengan mata masih tertutup, ia merasa kemarahannya meninggi, dan pada saat ia membuka matanya, ia siap untuk berteriak pada tukang perahu yang berani mengganggu meditasi. Tapi ketika ia membuka matanya, ia melihat itu adalah sebuah kapal kosong yang mungkin tidak tertambat dan hanyut ke tengah danau. Pada saat itu, bhikku itu mencapai realisasi diri, dan memahami bahwa kemarahan ada dalam dirinya. Hanya membutuhkan sedikit benturan dari luar yang bisa memprovokasi kemarahan itu keluar dari dirinya.
Sejak saat itu, setiap kali ada seseorang yang akan mengganggunya atau memprovokasinya marah, ia mengingatkan dirinya sendiri, “Orang lain hanyalah sebuah kapal kosong. Kemarahan itu dalam diri saya.”
Beberapa tips ini mungkin berguna bagi kita.
Buanglah nomor yang tidak penting. Ini termasuk usia, berat badan, dan tinggi badan. Biarkan dokter yang mengkhawatirkan mereka. Itulah mengapa kita membayar “mereka”.
Jagalah teman yang bercerita. Teman penggerutu hanya melemahkan kita.
Teruslah belajar. Pelajari lebih lanjut tentang komputer, kerajinan, berkebun, atau apapun. Jangan biarkan otak menganggur. Pikiran menganggur adalah bengkel setan. Dan nama setan itu adalah Alzheimer.
Mari menikmati hal-hal sederhana.
Tertawalah lebih sering, panjang, dan keras. Tertawa sampai kita menarik napas.
Air mata bisa terjadi. Bertahan, berduka, dan melanjutkan. Satu-satunya orang, yang selalu ada dalam hidup kita, adalah diri kita sendiri. Jadilah penuh energi saat kita masih hidup.
Kelilingi diri kita dengan apa yang kita cintai, entah keluarga, binatang peliharaan, kenangan, musik, tanaman, hobi, atau apapun. Rumah kita adalah tempat kita berlindung.
Hargai kesehatan kita. Jika kesehatan kita baik, pertahankan. Jika tidak stabil, perbaikilah. Jika berada di luar apa yang bisa kita tingkatkan, carilah bantuan.
Jangan melakukan perjalanan di tempat yang membuat kita merasa bersalah. Melakukan perjalanan ke mal, bahkan ke daerah berikutnya, ke luar negeri tapi tidak ke tempat yang membuat kita merasa bersalah.
Katakan pada orang yang kita cintai bahwa kita mencintai mereka, di setiap kesempatan. Ingatlah, hidup tidak diukur oleh jumlah napas kita, tetapi oleh saat-saat yang mengambil napas kita.
Kita semua perlu untuk hidup secara penuh setiap hari. Jangan mengkhawatirkan tentang apapun, mari berdoa untuk segala sesuatunya.