Intisari-online.com—Tampaknya, siklus pemilihan pemimpin pada tingkat apapun itu selalu memiliki dilema yang sama: kita harus memilih satu dari semua kandidat yang ada.
Sayangnya, kita sering menjadi bias dalam menentukan pilihan karena perbedaan persepsi, tendensi, bahkan cara kampanye yang dilakukan oleh para kandidat itu. Padahal situasi politik yang kotor bisa mencetak pemimpin yang buruk. Berikut ini, empat alasan psikologis yang menggambarkan situasi politik yang sering terjadi saat pemilihan pemimpin tiba:
1. Adanya perbedaan “kita” dan “mereka”
Terkadang, kita terjebak pada posisi pro terhadap kelompok tertentu atau kontra terhadap kelompok lainnya. Kita cenderung secara tidak sengaja terlibat dalam fenomena yang membuat kita men-cap negatif kandidat lain di luar kandidat yang kita senangi.
Sayangnya, situasi politik yang begitu bisa saja dimanfaatkan oleh pihak tertentu sehingga terciptalah strategi politik ‘kotor’ yang membuat situasi memanas. Hasilnya, masing-masing kandidat dan pendukungnya terlihat seolah bermusuhan. Bahkan bisa benar-benar menjadi bermusuhan betulan.