Intisari-Online.com -Perdagangan gading ilegal terbukti telah membawa bencana bagi ekosistem gajah di Afrika. Lebih dari 100 ribu gajah Afrika terbunuh selama sedekade terakhir, dan data terbaru menyebutkan bahwa aktivitas ini tidak mengalami penurunan yang berarti.
Jika merujuk pada data tersebut, satu dekade terakhir justru menjadi catatan kematian paling buruk, dibanding era 1970 dan 1980-an.
Soal catatan ini, sempat terjadi kesalahan data. Pada 2006, para ilmuwan mengklaim bahwa kematian gajah akibat perdagangan gading ilegal kurang dari 93 ribu. Tapi International Union for Conservation of Nature (IUCN) membantahnya. Menurut mereka, ada beberapa populasi yang hilang yang belum tercatat—yang jika ditotal jumlahnya mendekati 111 ribu.
Pangeran Williams baru-baru ini mengatakan bahwa dirinya takut jika gajah afrika akan hilang dari alam liar. Ia tak bisa membayangka ketika putrinya berusia 25 tahun, gajah-gajah itu sudah tak bisa ditemui akibat perburuan liar yang semakin menggila.
Hingga saat ini, diperkirakan ada 415 ribu gajah afrika tersisa di alam liar.
“Semakin jelas, meskipun sudah ada himbauan global untuk mengakhiri perburuan liar, nyatanya sindikat kejahatan internasional masih merperdagangkan sebagian besar gading dari Afrika,” ujar Ginette Hemley dari WWF.
Saat ini, yang bisa ia lakukan adalah memaksa membekuk gembong perdagangan yang berada di sekitar pasar gading domestik dan meminta para konsumen gading untuk membatalkan pesanannya—untuk memastikan populasi gajah tetap ada.(Metro.co.uk)