Intisari-Online.com - Padatnya rutinitas, tak hanya menuntut ritme pekerjaan yang cepat, namun juga dalam makan. Tak heran, pola makan dan cara makan menjadi terganggu. Lantas, manakah yang benar, makan cepat atau makan lambat? Berikut ini adalah beberapa penjelasannya:
1. Gangguan pencernaan
Menurut sebuah penelitian terbaru, makan cepat dapat menyebabkan penyakit gastroesophageal reflux, yang merupakan jenis khusus dari masalah pencernaan. Tapi, penyakit ini memicu rasa sakit pada bagian dada. Dalam kasus-kasus serius, penyakit ini dapat mengakibatkan penyempitan kerongkongan, sehingga sulit menelan. Beberapa masalah lain seperti kembung dan cegukan juga dapat terjadi karena selama menelan makanan, Anda turut menelan banyak udara.
2. Makan berlebih
Ketika makan cepat, kita cenderung makan berlebihan. Hal ini dikarenakan perut tidak berkomunikasi dengan otak, sehingga kita tidak berpikir panjang dan terus makan. Di sisi lain, makan perlahan-lahan memberi waktu untuk perut mengirim sinyal ke otak, sehingga makan menjadi terkontrol dan dalam jumlah cukup.
3. Tidak menikmati makanan
Selain mengganggu pencernaan, makan tergesa-gesa juga dapat membuat kita tidak dapat menikmati rasa makanan dan menimbulkan hambatan, seperti terselak, tergigit, atau batuk.
4. Mengurangi stres
Ketika makan dengan santai, Anda tidak hanya merasa tenang, namun juga memberi kenikmatan secara menyeluruh, yang pada gilirannya akan menghasilkan kehidupan yang bahagia dan bebas stres.
5. Menyehatkan pencernaan
Makan perlahan-lahan akan membantu usus untuk mencerna makanan dengan baik, sehingga membuat organ pencernaan tetap sehat.
6. Kelebihan berat badan
Makan cepat dapat membuat kita makan dalam jumlah berlebih, yang pada akhirnya dapat membuat kelebihan berat badan. Oleh sebab itu, jika ingin menurunkan berat badan atau berat badan stabil, Anda dapat makan secara pelahan-lahan.
(boldysky.com)