Nutrisi Buat Prahamil

K. Tatik Wardayati

Editor

Nutrisi Buat Prahamil
Nutrisi Buat Prahamil

Tingginya angka kematian ibu, bayi dan balita tertinggi di Indonesia disebabkan salah satunya karena masalah nutrisi sejak tahap kehidupan paling dini.

“Kehamilan setidaknya harus direncanakan 4 bulan sebelumnya sehingga perkembangan janin pada saat kehamilan hingga dilahirkan sempurna dan asupan nutrisinya terjaga,” demikian disampaikan dr. Judi Januadi Endjun, Sp.OG, dokter ahli kandungan dan fetomaternal dari RSPAD Gatot Subroto, dalam diskusi media Nutritalk II “Early Life Nutrition: Bentuk Awal Cinta Ibu untuk Si Buah Hati”.

Dua contoh kelahiran akibat tidak diperhatikannya nutrisi yang paling sering dijumpai adalah Intra Uterium Growth Restriction (IUGR) yaitu bayi yang terlahir terlalu kecil (kurang dari 2.500 gram) dan Marcosomia yaitu bayi yang terlahir terlalu besar dibandingkan bayi pada umumnya (lebih dari 4.000 gram).

Kedua kelainan tersebut berkaitan erat dengan:

  • Asupan nutrisi sang ibu sebelum dan selama kehamilan
  • Kondisi kesehatan ibu sebelum dan saat hamil
  • Gaya hidup ibu
  • Kebiasaan ibu sebelum dan selama hamil.
Contohnya, ibu yang menderita diabetes dan tidak bisa menjaga pola makan dengan baik akan memiliki risiko besar melahirkan bayi yang terlalu besar.

Apa yang harus dipersiapkan seorang wanita yang merencanakan kehamilan?

  • Secara ideal harus mempersiapkan diri empat bulan sebelum kehamilan.
  • Memastikan kesiapan fisik, status gizi, juga kondisi emosional dan mental.
  • Jika sang ibu memiliki keluhan penyakit tertentu, harus segera ditangani agar nantinya kondisi janin tidak terganggu
  • Sebisa mungkin menghindari lingkungan yang berisiko bagi kesehatannya, seperti lingkungan yang berpolusi.
  • Konsultasi kesehatan secara berkala.
  • Berdoa.
  • Menjalankan gaya hidup sehat.
“Selain perhatian penuh akan nutrisi, penting sekali untuk secara rutin melakukan pemeriksaan prenatal maupun antenatal untuk menjamin bahwa setiap kehamilan mendapat kesempatan maksimal untuk mencapai puncaknya dan melahirkan bayi yang sehat tanpa mengganggu kesehatan ibunya,” demikian diungkapkan dr. Judi Januadi Endjun, Sp.OG.

Kekurangan nutrisi baik mikronutrisi (vitamin dan mineral) maupun makronutrisi (protein, karbohidrat, lemak) serta kurangnya pemeriksaan secara berkala dapat menyebabkan bayi lebih rentan terkena penyakit dan meningkatkan risiko kematian bayi sebesar 4 - 8 kali lipat dari biasanya.

Salah satu cara untuk melihat kondisi kesehatan janin adalah melalui evaluasi hasil Ultra Sonography (USG), yang salah satunya akan bisa terlihat tiga macam pola pertumbuhan janin berdasarkan kondisi nutrisi ibu dan janin.

  • Pada janin normal, ukuran kepala dan perutnya memiliki ukuran seimbang.
  • Janin yang terlihat memiliki kepala dan perut kecil, menandakan kebutuhan nutrisi sang ibu belum tercukupi sehingga mempengaruhi sang janin.
  • Janin yang memiliki ukuran kepala normal sedangkan perutnya kecil, menandakan bahwa nutrisi ibu tercukupi, namun terdapat ketidaksempurnaan absorbsi nutrisi oleh janin.
Kondisi kesehatan ibu dan asupan gizinya akan mempengaruhi alirah darah ke plasenta. Setelah itu, kondisi dan performa plasenta akan mempengaruhi kemampuan absorbsi nutrisi oleh janin, dalam hubungannya terhadap perkembangan sel dan pembuluh darah. Sejak tahap awal kehidupan, sel manusia terus bertambah dan berkembang hingga mencapai pertumbuhan yang sempurna di usia 17 minggu kehamilan. Di saat itulah sang ibu harus semakin memperhatikan perkembangan janinnya dengan rutin memeriksakan kehamilan.