Meski demikian, Profesor Heckman mengatakan pusisi yang ditulis secara tradisional masih tetap relevan bagi masyasrakat modern
"Saya harap puisi digital tidak akan menyingkirkan puisi tradisional,” katanya.
"Meskipun menyukai puisi digital, tapi saya masih tetap menggunakan secarik kertas dan pensil dan menulis puisi, kedua alat itu masih menjadi alat yang sangat kuat mendorong karya saya,” kata Heckman.
Nelson sepakat dengan pendapat profesor Heckman. Ia menilai puisi tradisional akan selalu mendapat tempat khusus. Tapi puisi digital menurutnya akan menjadi mada depan puisi.
"Saya yakin pusis digital akan mengambil alih kejayaan puisi cetak,”kata Nelson.
"Ketika karya puisi digital diciptakan menjadi seperti game komputer, dimainkan dan game komputer kita ketahui mampu menark perhatian jutaan pembaca, sementara puisi tradisional yang dicetak paling hanya mampu menarik pembaca ratusan saja. Jadi saya pikir media digital sudah jelas akan menjadi masa depan pusisi.
"Saat ini saja kebanyakan orang mengakses berita, hiburan bahkan lowongan kerja lewat media digital, ya begitu juga nasib puisi dan seni lain pada akhirnya nanti,” tegas Nelson yakin
Oleh karena itu Nelson mendorong agar pengarang puisi tradisional mendobrak batas-batas mereka dan mulai berkarya di puisi digital juga.
Meski demikian menurut Nelson untuk menciptakan puisi digital tidak harus punya kemampuan komputer atau teknologi yang tinggi,” kata nelson.
"Saya saja memulai karya puisi digital saya hanya dengan teknologi yang relatif sederhana yaitu google Maps,’ katanya.
"Misalnya anda dapat menciptakan pusis digital mengenai tempat, gunakan teks dan video gambar kemudian gulingkan di google maps untuk menciptakan puisi interaktif,” sarannya.
Nelson yakin hal terpenting dalam menciptakan puisi digital adalah keunikan dan keaslian gagasan, buka masalah penguasaan teknologi.
Berkembangnya sastra digital juga telah mendorong gagasan untuk membuat data base karya sastra digital Australia. Database ini akan diluncurkan awal tahun ini. (tribunnews.com)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR