Kereta Bayi Memicu Stres

K. Tatik Wardayati

Editor

Kereta Bayi Memicu Stres
Kereta Bayi Memicu Stres

INTISARI-ONLINE * Jauh lebih mudah bagi para ibu saat ini memegang atau membawa bayi mereka. Gendongan dan kereta bayi kini sering digunakan untuk membantu ibu-ibu membawa bayi mereka pergi berjalan-jalan.

Sebuah studi mengungkapkan bahwa bayi yang digendong dengan wajah menghadap ke depan (bukan menghadap ke ibu mereka) memiliki efek buruk pada pertumbuhan mereka. Penelitian yang dilakukan oleh Dundee University menemukan bahwa anak-anak yang sering dibawa dengan menghadap ke depan lebih rentan terhadap tumbuh kembang si bayi dan membuat mereka menjadi orang yang cemas ketika dewasa kelak. Demikian halnya jika menggunakan kereta dorong yang menghadap ke depan.

Penelitian menyatakan bahwa bayi merasa sulit untuk mendapatkan perhatian orangtua, dan jarang berbicara dengan orangtua mereka. Bayi lebih mungkin menderita stres bahkan kadang-kadang mengalami “trauma”. Sebaliknya, anak-anak yang digendong secara tradisional lebih cenderung untuk tertawa, mendengarkan ibu mereka dan jatuh tertidur sambil menghadap ibu mereka, yang menunjukkan tingkat stres yang lebih rendah.

Dr. Suzanne Zeedyk, psikolog dan peneliti mengatakan, “Data kami menunjukkan bahwa bagi banyak bayi, kehidupan di kereta bayi itu miskin dalam percakapan dan stres. Bayi akan tumbuh menjadi orang dewasa yang depresi dan cemas.” Demikian seperti yang dikutip Daily Mail.

Prof. Catherine Fowler dari University of Sydney mengungkapkan, pada usia yang sangat muda, anak-anak yang dibawa menghadap ke depan akan melihat aktivitas orang dewasa yang sangat sibuk. “Bayangkan Anda diikat menjadi objek dan tidak bisa berpaling dari situasi yang sangat ramai. Gendongan yang menghadap ke depan dan kereta bayi menciptakan situasi yang sangat stres bagi bayi.”

Namun, Robin Barker, penulis buku Baby Love, mengatakan bahwa selama bayi itu dicintai dan diberi makanan, cara memegang bayi tidak akan mempengaruhi kesehatan bayi. Untuk bayi yang baru lahir mungkin bisa mempengaruhi kesehatan mereka, tetapi tidak berlaku untuk bayi yang lebih tua dari tiga bulan.

“Saya pikir tidak ada salahnya dengan membiarkan mereka melihat dunia sebelum usia 12 bulan,” tambahnya. (Sumber: MedicMagic)