Intisari-Online.com - Tanya: Suami saya kalau lagi tidur sering ngorok. Anehnya kadang dalam posisi tertentu ngorok-nya bisa tiba-tiba sesaat terdengar lebih keras (seperti tersumbat sesuatu) lalu terdiam, setelah itu biasanya dia seperti tersadar sesaat, memperbaiki posisi, lalu tidur lagi kadang juga dengan ngorok tapi normal/tidak keras. Mengapa ya bisa demikian? Berbahaya tidak?
Jawab: Kelihatannya suami Anda mengalami apa yang disebut apnea tidur, di mana selagi tidur nyenyak, napas sementara berhenti karena jalan udara tersumbat. Anda harus berhati-hati kalau ini sering terjadi karena ini bisa jadi masalah serius.
Penderita apnea tidur biasanya suka ngorok keras. Ngorok itu kemudian terdiam lalu seperti ada tarikan napas panjang atau seperti tersedak.
Penyebabnya diperkirakan demikian: Selama tidur, otot saluran udara bagian atas di bagian belakang tenggorokan (pharynx) atau jaringan langit-langit lunak akan rileks. Namun, otot-otot ini tetap menjaga jalan udara tetap terbuka dan tetap menopang struktur mulut dan tenggorokan seperti tonsil dan lidah kita.
Pada penderita apnea tidur, otot-otot ini mengendur dan struktur mulut serta tenggorokan menutup jalan udara. Teralangnya jalan udara ini mengakibatkan berkurangnya suplai oksigen dalam darah. Setelah 10 - 30 detik atau lebih dalam keadaan tak lancarnya jalan udara, sensor otak akan mendeteksi kurangnya oksigen dan menyadarkan penderita sebentar. Otot pun kembali “bangkit”, sumbatan pun terbuka dan penderita akan kembali bernapas normal, lalu melanjutkan tidur, kemungkinan dengan mengorok lagi.
Pada penderita yang sudah parah, pola ini bisa terulang sampai 10x dalam waktu setiap satu jam, sepanjang malam. Bisa saja penderita tidak menyadari hal ini, saat terbangun sebentar tadi. Penderita merasa tidurnya oke-oke saja. Namun sebenarnya dengan sebentar-sebentar terbangun itu penderita sebenarnya tidak mencapai tidur nyenyak yang maksimal, sehingga ini yang membuat penderita siang hari suka diserang rasa kantuk.
Gejala apnea tidur antara lain: Pada siang hari penderita umumnya sering diserang rasa kantuk, terutama sehabis makan siang entah selagi mengendarai mobil, membaca, pokoknya kalau sedang tidak melakukan kegiatan fisik yang berarti. Selain itu pada waktu bangun pagi hari kepala terasa sakit dan tidak bisa berpikir banyak. Ciri lainnya termasuk meningkatnya tekanan darah, mudah marah, kesulitan berhubungan seks, dan mulut terasa kering.
Apnea tidur sangat umum terjadi pada pria setengah umur, atau pada pria bertubuh gemuk.Walau ini juga bisa terjadi pada kaum wanita, pada orang muda dan pada mereka yang tidak kelebihan berat badan. Setelah menopause, wanita tertentu dapat menjadi penderita apnea tidur.
Apnea tidur bagaimanapun dianggap masalah yang serius. Mengingat tingkat oksigen dalam darah yang bisa mempengaruhi sistem jantung kita, apnea tidur yang diabaikan bisa meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, penyakit arteri koroner lainnya. Namun, bagaimanapun apnea tidur bisa diatasi.
Bagaimana Cara Mengatasinya?
Tanpa obat
Untuk mencegah agar apnea tidur tidak menjadi lebih parah, kita bisa mengatasinya dengan menghindari tidur telentang. Bila kebiasaan tidur telentang sulit dirubah, bisa digunakan alat bantu, seperti meletakkan bola tenis/pingpong di bagian belakang baju tidur Anda.
Selain itu kurangi berat badan bagi yang kegemukan. Hindari alkohol dan obat-obatan tertentu seperti obat penenang/tidur.
Lakukan olahraga secara teratur, agar fisik tetap bugar, tapi jangan melakukan olahraga berat sebelum/menjelang tidur.
?Obat bebas
Biasanya tidak ada/perlu obat untuk gangguan ini. Kalaupun perlu itu adalah obat pelega hidung (dekongestan), tetapi atas petunjuk dokter!
Obat/tindakan dokter
Bila apnea tidur dianggap sudah mengganggu, kemungkinan dokter akan memberikan suatu alat yang akan membantu menambah oksigen selagi tidur. (Penyakit, Terapi & Obatnya)