Intisari-Online.com - Media pemerintah China mengecam Malaysia terkait hilangnya pesawat milik maskapai Malaysia Airlines, milik pnegara itu.
Kecaman besar muncul terkait penanganan pihak Malaysia hilangnya pesawat tesebut. Media China menyerukan adanya upaya penanganan yang lebih cepat dan memperketat keamanan bandara.
Sementara itu, kementerian luar negeri China mengatakan, Presiden China, Xi Jinping, dan Presiden AS, Barack Obama, berbicara melalui telepon pada Senin.
Dalam pembicaraan itu, Obama menyampaikan simpati dan mengatakan AS siap bekerja "secara komprehensif" dengan China dalam upaya penyelamatan.
Hampir dua pertiga dari 239 penumpang pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH370 yang hilang itu berasal dari China. Jika hilangnya pesawat dipastikan, hal itu akan menjadi kecelakaan udara terburuk kedua dalam sejarah China.
Penyelidikan telah diluncurkan terhadap sejumlah penumpang yang jadi tersangka setelah para pejabat mengatakan, dua orang Eropa yang namanya ada dalam manifes penumpang tidak naik pesawat itu. Paspor kedua orang itu, satu orang dari Italia dan satu lagi dari Austria, telah dicuri di Thailand dua tahun lalu dan telah ditemukan dalam keadaan aman.
"Pihak Malaysia tidak bisa mengelak dari tanggung jawabnya," kata harian Global Times, yang dekat dengan Partai Komunis China yang berkuasa, dalam sebuah editorialnya yang pedas. "Reaksi awal Malaysia tidak cukup cepat. Ada celah dalam cara kerja Malaysia Airlines dan aparat keamanan," kata harian itu.
"Jika kejadian itu karena kerusakan mekanis yang mematikan atau kesalahan pilot, maka Malaysia Airlines harus disalahkan. Jika itu merupakan serangan teroris, maka pemeriksaan keamanan di bandara Kuala Lumpur dan pada penerbangan dipertanyakan."
Harian China Daily menulis dalam editorialnya bahwa "terorisme tidak dapat dikesampingkan". Otoritas Malaysia dan internasional masih bingung menjelaskan bagaimana setidaknya dua penumpang dapat naik pesawat itu dengan menggunakan paspor Italia dan Austria yang telah dicuri itu.
"Siapa mereka dan mengapa mereka menggunakan paspor palsu?" tanya koran itu. "Fakta bahwa beberapa penumpang dalam penerbangan itu bepergian dengan paspor palsu harus menjadi pengingat kepada seluruh dunia bahwa keamanan tidak pernah bisa terlalu ketat, di bandara khususnya, karena terorisme, kejahatan dunia, masih berusaha menodai peradaban manusia dengan darah orang tak berdosa," tambah harian itu.
Menteri Dalam Negeri Malaysia, Zahid Hamidi, pada hari Minggu mengatakan bahwa dua penumpang yang menggunakan paspor curian tampaknya berwajah Asia. "Saya masih bingung kenapa (para petugas imigrasi) tidak bisa berpikir: seorang Italia dan Austria, tetetapi berwajah Asia," katanya seperti dikutip kantor berita nasional Malaysia, Bernama. (kompas.com)