Intisari-Online.com --Sebuah peringatan kepada sejumlah maskapai pernah dikeluarkan olehBadan penerbangan Amerika Serikat, Federal Aviation Administration (FAA) terkait kelemahan kondisi struktur Boeing 777, tipe dari pesawat Malaysia Airlines yang hilang. Imbauan ini keluar setelah ada laporan tentang retakan pada kulit badan pesawat tersebut.(Baca juga: Kejanggalan di Balik Hilangnya Malaysia Airlines)Pada September 2013, sebuah imbauan mengenai keretakan yang dialami oleh Boeing 777 pernah disampaikan oleh FAA. "Kami menerima laporan retak dan korosi pada kulit badan pesawat di bawah antena adaptor SATCOM," demikian ditulis dalam laporan FAA.Diingatkan FAA seperti dilansirNew York Post, Kamis (13/3/2014), retakan tersebut bisa menimbulkan dekompresi cepat dan "hilangnya keutuhan struktural pesawat".Pesawat Malaysia Airlines yang hilangdibeli pada tahun 2002.Sejak dibeli, pesawat Malaysia Airlines MH370 telah menjalani 53.465 jam penerbangan dan 7.525 siklus, sebelum menghilang. Pesawat ini pun pernah patah sayap saat bersenggolan dengan ekor pesawat A340 China Eastern Airlines pada 9 Agustus 2012.(Baca juga: Ujung Sayap Malaysia Airlines Patah)Menanggapi hal tersebut, CEO Grup MAS, Ahmad Jauhari Yahya pun mengatakan bahwa pesawat tersebut telah menjalani perawatan rutin 12 hari dan tidak bermasalah, sebelum dilaporkan hilang pada Sabtu (8/3). Adapun pemeriksaan terakhir dilakukan pada 23 Februari lalu."Perawatan dilakukan di hangar KLIA dan tidak ada masalah pada kondisi pesawat," tuturnya.Menurut Ahmad Jauhari, seluruh pesawat yang dioperasikan oleh Malaysia Airlines dilengkapi dengan sistem monitor data secara berkelanjutan yang disebut Aircraft Communication Addressing and Reporting System (ACARS). Sistem ini memancarkan data secara otomatis."Namun, hingga saat ini tidak ada panggilan mengenai gangguan dan tidak ada informasi yang disampaikan," tandasnya.(Baca juga: Spekulasi Terburuk, Pesawat Malaysia Airlines Meledak di Udara)Pesawat Boeing 777-200 tersebut menghilang sejak Sabtu (8/3) dini hari, usai lepas landas dari Kuala Lumpur, Malaysia. Pesawat yang membawa 227 penumpang dan 12 awak ini dijadwalkan mendarat di Beijing pada Sabtu (8/3) pukul 06.30 waktu setempat, hingga kini masih tidak diketahui keberadaannya. (Dari berbagai sumber)