Intisari-Online.com - Siapa sangka Eisha, seorang perempuan yang sehari-hari dikenal warga distrik Al-Balad, Jeddah, Arab Saudi, sebagai pengemis, itu memiliki harta benda yang luar biasa. Tak pelak, Eisha dapat dikatakan sebagai salah satu contoh “pengemis kaya raya.”
Setelah lebih dari 50 tahun mengemis di jalanan kota Jeddah, Eisha akhirnya meninggal dunia dalam usia 100 tahun, di kamar mandi kediamannya. Para tetangganya mengaku sedih saat melihat ambulans datang ke kediaman Eisha dan mengangkut jasad perempuan tua itu.
Namun, para tetangga Eisha kehabisan kata-kata ketika mereka mengetahui Eisha meninggalkan warisan sebesar 3 juta riyal atau Rp9 miliar, empat buah bangunan di distrik yang sama, dan perhiasan bernilai Rp3 miliar. (Anak Durhaka, Perdana Menteri Turun Tangan)
Ahmad al-Saedi, yang tumbuh bersama Eisha di distrik yang sama dan menghabiskan banyak waktunya merawat perempuan itu, mengatakan, Eisha tidak memiliki keluarga selain ibu dan saudarinya, yang juga berprofesi sebagai pengemis.
"Mereka dulu menarik simpati para dermawan, terutama pada saat Idul Fitri. Eisha terus mengemis setelah ibu dan saudarinya meninggal dunia. Dia hanya seorang perempuan tua, buta, dan tidak memiliki keluarga di dunia ini," kata Saedi yang memakamkan Eisha di pemakaman Ummana Hawwa, di kawasan Al-Ammariya.
Saedi adalah satu dari sedikit orang yang mengetahui kekayaan yang dikumpulkan Eisha. Dia mengatakan berulang kali meminta Eisha untuk berhenti mengemis.
"Saya katakan dia sudah memiliki cukup banyak harta, maka berhentilah mengemis. Namun, dia menolak dan mengatakan dia harus bersiap pada masa susah," ujar Saedi. (Jutawan Itu Seorang Pengemis)
Sebelum meninggal, pengemis kaya raya tersebut memberikan semua perhiasannya kepada Saedi dan mengatakan agar tetap menyimpan perhiasan itu hingga waktu yang tepat untuk menjualnya.
Pesan itu disampaikan Eisha 15 tahun lalu saat koin emas berharga sekitar Rp750.000 per buah. Namun, kini harga sebuah koin emas mencapai Rp3 juta.
Merasa bertanggung jawab, Saedi melaporkan hal ini ke polisi dan pengadilan setempat. Pengadilan menyatakan masalah ini akan diselesaikan sesuai dengan hukum yang berlaku.
Saedi mengatakan, sejumlah keluarga tinggal di empat bangunan milik pengemis kaya raya tersebut. Perempuan itu membiarkan mereka tinggal di gedung miliknya itu. Namun, setelah Eisha meninggal, sejumlah keluarga itu diminta pindah agar bangunan-bangunan itu bisa diserahkan kepada pemerintah.
Namun, para penghuni bangunan mengatakan, tak ada yang bisa memaksa mereka pindah karena mereka tak pernah membayar sewa kepada Eisha. Mereka mengatakan, Eisha memang meminta mereka tinggal di sana dan tak pernah meminta uang sewa. (kompas.com)