Intisari-Online.com - Dugaan baru terkait keberadaan pesawat Malaysia Airlines yang hilang sejak Sabtu (8/3) muncul dari kesaksian warga di Dhaal Atoll, Maladewa. Harian The Star, Selasa (18/3), memuat kesaksian warga dari negara itu yang melihat pesawat menyerupai Malaysia Airlines yang hilang, terbang rendah di langit Maladewa pada Sabtu (8/3) pagi.(Baca juga: Pesawat Malaysia Airlines Diduga Masih Tetap Terbang Selama Empat Jam Setelah Hilang)
The Star mengutip laporan harian Haveeru terbitan Maladewa, yang mendapatkan kesaksian warga tentang sebuah pesawat di atas Kuda Huvadhoo, Maladewa, pada Sabtu pukul 06.15 waktu setempat. Dalam kesaksian tersebut, pesawat yang terbang rendah di langit Maladewa digambarkan berbadan lebar, mengeluarkan suara berisik laiknya pesawat jet, dengan dominasi warna putih dan tertera garis-garis merah.Penggambaran yang disampaikan warga itu menyerupai tampilan pesawat Malaysia Airlines yang hilangtersebut. Saksi tersebut menuturkan pesawat terbang dari arah utara menuju tenggara tepat menuju Maladewa. Para saksi mengatakan betapa keras suara pesawat saat melintas di atas negara pulau itu.Pesawat dapat terlihat jelasSeorang saksi mengatakan pintu pesawat dapat dilihat dengan jelas, dibenarkan keterangannya oleh saksi lain. "Beberapa orang keluar rumah untuk melihat sumber kebisingan luar biasa itu," kata saksi mata tersebut. Anggota Dewan Maladewa, Mohamed Zaheem, mengatakan lebih dari satu laporan dari warga Kuda Huvadhoo yang bicara sama soal hal itu.(Baca juga: Hilangnya Pesawat Malaysia Airlines dan Fenomena Segitiga Bermuda)
Haveeru mengutip pula ahli penerbangan lokal yang mengatakan kemungkinan pesawat Malaysia Airlines memang terbang di atas Maladewa. Pakar tersebut menambahkan juga kemungkinan pesawat terbang sangat rendah di atas pulau.Hingga Rabu (19/3/2014), 26 negara telah terlibat pencarian pesawat dengan 239 orang di dalamnya. Wilayah di bawah dua koridor penerbangan menjadi fokus pencarian. Selain Malaysia, pencarian dilakukan oleh Amerika Serikat, Indonesia, Banglades, India, China, Vietnam, Australia, dan Perancis.(Palupi Annisa Auliani/ Kompas)