Intisari-Online.com - Seiring berkembangnya zaman nyatanya tak melulu memberikan dampak positif bagi kehidupan manusia. Berjamurnya makanan cepat saji (fastfood) atau makanan instan lainnya membuat kita harus waspada, demi kesehatan tubuh kita. Namun, jangan khawatir. Ada banyak cara menjadi sehat.
Setiap orang diberi banyak pilihan untuk menjadi sehat, baik fisik maupun psikisnya. Keuntungan yang kita peroleh saat fisik kita sehat pun banyak, antara lain penyakit menjauh dengan sendirinya, tubuh lebih bugar, dan tentunya akan membuat sehat lahir batin. Ada satu cara yang bisa menyehatkan tubuh maupun jiwa. Dialah pola hidup vegetarian.
Reza Gunawan, seorang praktisi kesehatan holistik sekaligus seorang vegetarian selama 21 tahun terakhir ini mengaku tubuh merasa lebih segar, pencernaan lebih ringan, stamina olahraga yang meningkat, dan jiwa menjadi lebih sabar dan sejuk semenjak menjadi vegetarian. Begitu besarnya pengaruh pola hidup menjadi vegetarian bagi tubuh kita. Menurutnya, vegetarian memang bukan untuk semua orang, tapi di zaman sekarang merupakan ide yang sehat dan waras untuk mengurangi konsumsi daging-dagingan.
Reza yang tertarik menjalani pola hidup sebagai vegetarian sejak 1991, tepatnya saat ia masih duduk di kelas 1 SMA, menyadari bahwa ilmu gizi itu tak sekedar apa yang baik untuk tubuh, tapi juga apa yang baik untuk jiwa. Sebenarnya pada saat itu ia sedang mendalami ilmu yoga. Ia mengetahui bahwa di dalam yoga ada tiga kategori makanan, yakni (1) yang baik untuk tubuh, tapi tidak baik untuk jiwa, (2) yang tidak baik untuk tubuh dan tidak baik untuk jiwa, dan (3) yang baik untuk tubuh maupun jiwa.
Pada kategori ketiga itulah ditemukan bahan-bahan makanan yang lazim kita kenal sebagai pola makan vegetarian. “Saat itu, saya penasaran ingin mencoba selama 2 minggu, ternyata kebablasan hingga sekarang, 21 tahun kemudian,” aku Reza.
Vegetarian, secara umum adalah orang yang tidak mengonsumsi daging dan hanya memakan sayur-sayuran, buah-buahan, maupun bahan nabati lainnya. Namun, ada pula yang masih toleran terhadap telor atau susu. “Saya cenderung mengurangi telur dan susu, dan bila dimakan pun hanya sebagai pilihan terakhir saja,” ujar Reza. Menurutnya, susu bukanlah makanan yang baik untuk semua manusia dewasa karena sudah tidak punya lagi enzim laktasa untuk mencernanya. Ia hanya mengonsumsinya sebagai makanan rekreasi.
Jaminan gizi
Mungkin yang menjadi kekhawatiran calon vegetarian adalah mengenai asupan gizi yang ‘hanya’ didapat dari sayuran, buah-buahan, dan bahan nabati lainnya. Unsur penting yang sering dikhawatirkan antara lain, kandungan protein, kalsium, zat besi, dan vitamin. Zat-zat tersebut memang banyak terdapat di dalam daging. Padahal, semua kandungan itu dapat diperoleh dari bahan nabati.
“Kalau saya sendiri, berusaha seimbangkan pola makan yang cukup, sayur-sayuran dan buah, serta mendengarkan isyarat tubuh tentang apa yang dibutuhkan,” ujar Reza. Satu jenis pangan memang tidak dapat memenuhi kebutuhan protein atau zat lainnya sehari-hari, tapi dengan mengombinasikan berbagai macam bahan dapat mengurangi risiko kekurangan kandungan tersebut. “Buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan itu sudah lebih dari cukup kok,” tambahnya.
Nyatanya, sayuran hijau merupakan sumber makanan yang kaya akan kalsium, misalnya bayam, brokoli, dan sawi. Namun, kita juga harus tahu bahwa ada buah tertentu yang dapat menghambat penyerapan kalsium, seperti belimbing. Oleh karena itu, kita juga harus mempelajari tentang gizi dan makanan yang dapat mencukupinya. Selain itu, tempe dan tahu yang dikenal sebagai sumber protein, ternyata juga mengandung kalsium.
Kacang-kacangan pun, menurut Reza, sangat memadai untuk memenuhi kebutuhan protein. Jika orang memandang bahwa merepotkan ketika menyiapkan makanan untuk vegetarian, itu adalah pandangan yang salah. Pola makan harian Reza tak ada yang istimewa, sama seperti non-vegetarian yang makan sebanyak tiga kali sehari. “Yang pasti, selalu ada kacang-kacangan, sayur, buah, zat pati, dan cukup air putih,” jelasnya.
Bagi yang ingin mencoba hidup sehat ala vegetarian, Reza memberikan saran, “Mulai saja dengan sehari seminggu. Nanti kalau dalam kurun waktu itu terasa enak, silakan ditambah sesuai ritme masing-masing,” pungkasnya. Selamat mencoba!