Intisari-Online.com – Leukemia adalah kanker yang terjadi pada jaringan tubuh pembentuk darah. Leukemia biasanya diawali dengan hilang atau rusaknya urutan DNA (asam nukleat) salah satu atau beberapa sel darah putih.
Sel abnormal yang disebut blas (blast) ini tidak dapat menjadi matang. Sel ini terus berlipat ganda, sehingga jumlah sel darah putih yang abnormal ini menjadi berlebihan. Konsentrasi tinggi sel-sel abnormal ini biasanya ada di sumsum tulang, sistem kelenjar getah bening, dan alirah darah, yang lama-kelamaan mulai mengganggu fungsi organ vital.
Normalnya, sel darah putih adalah penyerang infeksi yang tangguh. Leukemia mengganggu kemampuan sel darah putih tersebut. Sel darah putih abnormal ini mengakibatkan produksi sel darah putih yang normal jadi menurun, yang berdampak menurunkan kemampuan tubuh menghadapi infeksi.
Produksi sel darah putih abnormal yang menguasai sumsum tulang ini juga mengganggu produksi sel darah merah dan trombosit dalam sumsum tulang.
Dengan kurangnya sel darah merah, berarti organ tubuh tidak dapat memperoleh oksigan cukup. Selain itu, kurangnya trombosit membuat proses pembekuan darah menjadi kurang efektif, sheingga tubuh rentan terhadap perdarahan dan memar.
Banyak orang menganggap leukemia adalah penyakit masa kanak-kanak. Padahal penyakit ini menyerang orang dewasa 10 kali lebih banyak daripada anak-anak. Di AS, setiap tahun muncul 30.000 kasus baru leukemia.
Para ahli memang belum dapat memastikan penyebab berkembang dan bertambahnya sel abnormal ini. Namun, mereka telah mengindentifikasi beberapa faktor yang dapat dianggap meningkatkan risiko leukemia, antara lain:
- Umur. Risiko mutasi genetik akan meningkat dengan bertambahnya umur. Hampir separuh dari penderita leukemia berusia di atas 60 tahun.
- Terapi kanker. Mereka yang pernah menjalani perawatan kemoterapi dan terapi radiasi untuk kanker lain, berisiko sedikit lebih tinggi terkena leukemia.
- Genetik. Ada sebagian kecil risiko leukemia yang diturunkan. Beberapa kelainan genetik seperti sindrom Down, diperkirakan dapat meningkatkan risiko.
- Pengaruh lingkungan. Merokok, paparan radiasi secara terus-menerus, dan paparan benzene – bahan kimia yang terdapat dalam bensin bertimbal – dalam waktu lama, dapat menimbulkan mutasi gen. Bahan-bahan di atas diperkirakan berperan dalam meningkatkan risiko leukemia.
Ada berbagai pengobatan dan terapi perawatan leukemia. Bentuk perawatan yang disarankan dokter tergantung pada berbagai faktor, termasuk jenis leukemia yang diderita.
- Kemoterapi. Kemoterapi yang menggunakan bahan kimia pembunuh sel kanker merupakan bentuk utama terapi leukemia. Tergantung pada jenis leukemia yang diderita, penderita akan diberikan satu atau kombinasi beberapa jenis bahan kimia. Sel kanker yang bertumbuh dengan cepat biasanya lebih sensitif terhadap kemoterapi. Karena itu leukemia akut biasanya sangat responsif terhadap kemoterapi.
- Radiasi. Terapi radiasi dengan sinar-X atau sinar energi tinggi lain bertujuan untuk merusak sel leukemia dan menghentikan pertumbuhannya.
- Pencangkokan sel punca (stem cell). Kemoterapi dan terapi radiasi dapat menghancurkan sumsum tulang dalam tubuh sehingga akan mempengaruhi kemampuannya membentuk sel baru yang sehta. Karena itu, untuk memproduksi darah dengan sel yang sehat ada kemungkinan dokter menganjurkan pasien untuk melakukan pencangkokan sel punca.
- Interferon-alfa. Interfon adalah bahan antivirus yang mampu menghentikan penyebaran sel leukemia dan membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
- Antibodi sel khusus. Dalam hal ini, antibodi yang dapat menghancurkan sel leukemia dikeluarkan dari tubuh, dan jumlahnya diperbanyak di laboratorium. Antibodi yang telah diperbanyak ini kemudian dimasukkan kembali ke dalam tubuh, sehingga dapat membasmi sel kanker lebih banyak lagi.
- Asam retinoat. Salah satu masalah yang terkait dengan leukemia adalah sel darah putih abnormal tersebut tidak memproduksi sel yang matang, seperti halnya sel normal. Sel yang belum matang tersebut dapat berlipat ganda, tetapi tidak dapat menjadi matang, dan tidak akan mati All-trans-retinoic acid (ATRA) akan membuat sel leukemia menjadi matang lalu mati. (Mayo Clinic Family Health Book)