Intisari-Online.com – Ketika kita bercermin, tampak kerutan sebagai dampak dari proses perjalanan umur. Berbagai cara pun dilakukan untuk melicinkan kembali wajah. Bisa dengan menggunakan teknologi canggih yang berbiaya mahal tapi bisa pula cara sederhana yang tanpa biaya.
Salah satu cara sederhana yang dapat membantu menghilangkan kerutan di wajah adalah melakukan senam wajah. Wajah seperti halnya tubuh, terdiri atas otot yang seiring perjalanan umur mengendur sehingga perlu dikencangkan. Senam ini bisa dilakukan di mana dan kapan saja tapi cara ini memerlukan kesabaran tinggi, dilakukan secara rutin setiap hari.
Senam wajah melatih bagian dari otot-otot wajah agar tetap kencang dan melancarkan alirah darah ke wajah.
Kerutan di sekitar mata
Buka mata lebar-lebar dan naikkan alis. Tahan 5 hitungan. Kembali ke normal. Ulangi sebanyak 5 kali.
Kerutan di pipi
Dengan kedua tangan, usaplah pipi dengan sedikit tekanan dari bawah ke atas hingga sepuluh hitungan. Setelahnya, tepuk-tepuk pipi bagian bawah sepuluh kali juga.
Kerutan di sekitar bibir
Tarik mulut selebar mungkin tapi tetap dalam posisi tertutup, seperti hendak mengatakan “Cheese”. Tahan selama 2 detik.
Kerutkan wajah hingga bibir hampir menyentuh hidung. Tahan selama 2 detik. Lalu, ulangi gerakan pertama tadi dan tahan selama 2 detik.
Monyongkan bibir atas, dengan bibir atas, dengan bibir bawah agak diturunkan seperti hendak mencium. Tahan selama 20 detik.
Ulangi ketiga langkah tadi sebanyak 20 kali.
Ucapkan EE, AH, OO, dengan meregangkan bibir sejauh mungkin.
Kulit di leher dan tenggorokan
Latihan ini untuk menghilangkan lipatan pada dagu.
Duduk dengan pandangan lurus ke depan. Tengadahkan kepala, melihat ke langit-langit sambil bibir dikatupkan. Lalu, mulai melakukan gerakan mengunyah. Lakukan gerakan ini sebanyak 20 kali.
Posisinya masih sama seperti tadi tapi kerutkan bibir seperti hendak melakukan kegiatan mencium langit-langit. Lakukan sebanyak 10 hitungan, lalu tegakkan kembali kepala dan upayakan bersikap rileks. Ulangi gerakan ini sebanyak 5 kali.
Duduk dengan pandangan lurus ke depan. Tengadahkan kepala, melihat ke langit-langit sambil bibir dikatupkan. Buka mulut sambil mengeluarkan lidah yang seolah-olah hendak menyentuh dagu. Tahan sampai hitungan 10. Kembali ke posisi normal.
Duduk dengan pandangan lurus ke depan. Tengadahkan kepala, melihat ke langit-langit sambil bibir dikatupkan. Lalu, gerakkan bibir bawah, melampaui bibir atas sejauh mungkin sebanyak 5 hitungan. Lalu kembali rilekas dan ulangi lagi sebanyak 5 kali.
27 Desember 1949: Belanda Mengakui Kedaulatan Republik Indonesia
Belanda mengakui kedaulatan Indonesia pada 27 Desember 1949 (sebagai bagian dari Konferensi Meja Bundar/KMB). Dilakukan setelah penandatanganan penyerahan kedaulatan di Istana Dam, Amsterdam.
22 Desember 1948: Kongres Perempuan Indonesia Pertama (Hari Ibu)
Kongres Perempuan Indonesia pertama ini diselenggarakan di Yogyakarta pada 22-25 Desember 1928. Dekret Presiden RI No. 316 Tahun 1953 ditetapkan sebagai Hari Ibu.
19 Desember 1949: Universitas Gadjah Mada berdiri
UGM berdiri dengan ditetapkannya PP Nomor 23 Tahun 1949 tentang Peraturan Penggabungan Perguruan Tinggi Menjadi Universiteit tanggal 16 Desember 1949. Perguruan tinggi pertama yang didirikan pemerintah Indonesia
7 Desember 1975: TNI Menginvasi Timor Leste
Invasi Indonesia ke Timor Timur (Timor Leste) terjadi pada 7 Desember 1975 lewat operasi militer yang disebut Operasi Seroja, merupakan operasi militer terbesar yang pernah dilakukan oleh Indonesia.
4 Desember 1976: Gerakan Aceh Merdeka Didekalarsikan Hasan Tiro
GAM adalah gerakan separatisme bersenjata bertujuan melepaskan Aceh dari NKRI. Konflik yang terjadi sejak 1976 hingga 2005 memakan korban hampir 15 ribu jiwa.
2 Desember 1804: Napoleon Bonaparte Jadi Kaisar Prancis
Napoleon Bonaparte menjadi Kaisar Prancis pada 2 Desember 1804. Dia menobatkan dirinya sendiri dalam upacara mewah di Katedral Notre Dame di Paris.
1 Desember 1956: Mohammad Hatta Mundur sebagai Wakil Presiden RI
Mohammad Hatta mengundurkan diri sebagai Wakil Presiden Indonesia setelah muncul berbagai perbedaan dengan Presiden RI Sukarno.