Vaksin untuk Perjalanan Internasional

K. Tatik Wardayati

Editor

Vaksin untuk Perjalanan Internasional
Vaksin untuk Perjalanan Internasional

Intisari-Online.com – Selain memastikan kita telah mendapatkan rangkaian vaksin dasar (campak, gondongan, rubela, difteri, batuk rejan, tetanus, polio), Mayo Clinic menyarankan agar kita mempertimbangkan vaksin-vaksin tambahan ini kalau akan pergi ke luar negeri.

Vaksin booster atau dosis tambahan

  • Tetanus dan difteri. Satu dosis booster tetanus-difteri bagi orang dewasa disarankan untuk setiap 10 tahun.
  • Polio. Kecuali bila kit pernah mendapatkan booster polio setelah dewasa, mungkin kita memerlukan satu dosis tunggal tambahan kalau melakukan perjalanan ke Afrika, Asia, Timur Tengah, India, dan negara-negara tetangganya serta di kebanyakan bekas negara bagian Uni Soviet.
  • Campak. Kalau kita kelahiran tahun 1957 atau sesudahnya, memperoleh booster vaksin campak sebelum pergi ke luar negeri mungkin perlu dipikirkan.
Vaksin-vaksin tambahan

  • Demam kuning. Disarankan kalau kita bepergian ke daerah-daerah tertentu di Afrika dan Amerika Selatan.
  • Vaksin hepatitis B. Pertimbangkan kalau kita akan tinggal 6 bulan atau lebih di wilayah dengan tingkat hepatitis B yang tinggi (Asia Tenggara, Afrika, Timur Tengah, pulau-pulau di Pasific Selatan dan Barat serta daerah Amazona di Amerika Selatan).
  • Vaksin hepatitis A (imuno-globulin). Disarankan pagi para wisatawan yang akan bepergian ke semua wilayah kecuali Jepang, Australia, Selandia Baru, Eropa Utara, dan Eropa Barat serta Amerika Utara (kecuali Meksiko).
  • Tifoid. Disarankan kalau kita akan tinggal selama 6 minggu atau lebih di wilayah-wilayah tempat kita diingatkan untuk berhati-hati terhadap makanan dan air, misalnya di banyak negara berkembang.
  • Vaksin meningokokal. Disarankan kalau kita akan bepergian ke wilayah pinggiran Sahara Afrika.
  • Ensefalitis yang dibawa kutu. Pertimbangkanlah kalau kita akan tinggal lama di wilayah tempat penyakit ini lazim.
Mencegah lebih baik daripada mengobati, bukan?