Intisari-Online.com - Masa remaja merupakan salah satu tahapan kehidupan seseorang ketika pertumbuhan berat badan dan tinggi badan mengalami puncaknya. Untuk mendukung proses pertumbuhan yang cepat ini maka seorang remaja membutuhkan dukungan asupan zat gizi yang cukup. Remaja yang memiliki asupan gizi yang cukup akan memiliki kondisi tubuh yang lebih sehat dan dapat menjalani aktivitas sehari-hari dengan baik serta jarang mengalami sakit.
Masa remaja ini ditandai dengan pertumbuhan yang cepat (growth spurt), baik tinggi badannya maupun berat badannya. Pada periodegrowth spurt, kebutuhan zat gizi akan tinggi karena berhubungan dengan besarnya tubuh. Periode growth spurt untuk anakperempuan umur 10-12 tahun, sementara anaklaki-laki umur 12-14 tahun. Permulaangrowth spurt pada anak tidak selalu pada umur yang sama melainkan tergantung dari individual itu sendiri. Pertumbuhan yang cepat biasanya diiringi oleh pertumbuhan aktivitas fisik sehingga kebutuhan zat gizi akan naik pula.
Pemenuhan kebutuhan gizi untuk remaja merupakan hal yang mutlak dan hakiki. Kebutuhan gizi itu sendiri adalah sejumlah zat gizi minimal yang harus dipenuhi dari konsumsi makanan. Kekurangan dan kelebihan konsumsi gizi dari kebutuhannya jika dalam jangka waktu lama dan berkesinambungan dapat membahayakan kesehatan, bahkan pada tahap lanjut dapat mengakibatkan kematian. Defisiensi atau kekurangan gizi yang terjadi pada masa remaja ini dapat berdampak negatif yang dapat melanjut sampai dewasa. Kebutuhan gizi remaja meliputi hal-hal sebagai berikut:
Seperti halnya kalsium, kebutuhan zat besi pada remaja baik perempuan maupun laki-laki akan meningkat sejalan dengan cepatnya pertumbuhan dan bertambahnya massa otot dan volume darah. Pada remaja perempuan kebutuhan lebih banyak dengan adanya menstruasi. Kebutuhan pada remaja laki-laki adalah 10-12 mg/hari dan perempuan 15 mg/hari.
Seng berperan sebagai metalo-enzyme pada proses metabolisme serta penting pada pembentukan protein dan ekspresi gen. Konsumsi seng juga penting untuk proses percepatan tumbuh dan maturasi seksual. Seperti halnya dengan kekurangan energi dan protein, kekurangan seng dapat mengakibatkan hambatan pada pertumbuhan dan kematangan seksual.
Vitamin E dikenal sebagai antioksidan yang penting pada remaja karena pesatnya pertumbuhan. Meningkatnya konsumsi makanan yang mengandung vitamin E merupakan tantangan karena makanan sumber vitamin E umumnya mengandung lemak tinggi.
Keterlibatan vitamin C dalam pembentukan kolagen dan jaringan ikat menyebabkan vitamin ini menjadi penting pada masa percepatan pertumbuhan dan perkembangan.
Folat berperan pada sintesis DNA, RNA, dan protein sehingga kebutuhan folat meningkat pada masa remaja. Kekurangan folat menyebabkan terjadinya anemia megaloblastik dan kecukupan folat pada masa sebelum dan selama kehamilan dapat mengurangi kejadian spina bifida pada bayi.