Intisari-Online.com - Coba kita perhatikan kualitas tidur kita akhir-akhir ini. Apakah nyenyak? Atau justru tidak bisa tidur? Lalu kita ingat-ingat juga kapan terakhir kita berolahraga atau melakukan aktivitas yang berat? Ternyata ada kaitan antara kualitas tidur dan aktivitas yang kita lakukan, seperti hasil penelitian yang diungkap pada pertemuan SLEEP 2013.
Penelitian menunjukkan bahwa mereka yang bekerja menggunakan fisik, sering tidur kurang dari enam jam sehari atau bahkan lebih dari sembilan jam sehari. Hal ini membahayakan kesehatan. Terlalu sedikit atau terlalu banyak tidur sering dihubungkan dengan kanker dan masalah jantung.
Beberapa contoh di bawah ini bisa kita simak.
- Sering olahraga, tidur nyenyak. Mereka yang olahraga secara reguler memiliki kualitas tidur yang baik. Bahkan olahraga hanya 10 menit meningkatkan kualitas tidur. Begitulah hasil survei dari National Sleep Foundation.
- Olahraga bisa menanggulangi sindrom kaki lelah. Aktif bergerak mengurangi sindrom kaki lelah. Begitu menurut Restless Leg Syndrome Foundation. Akan tetapi jika sudah menderita sindrom, latihan bisa mengurangi efek sindromnya sendiri. Latihan selama 12 minggu bahkan bisa mengendalikan sindromnya. Namun porsi latihannya harus pas.
- Olahraga pagi membantu tidur di malam hari. Latihan pagi bisa membuat tidur nyenyak. Sebanyak 20 orang dewasa diminta untuk olahraga 30 menit pada pukul 07.00, 13.00, dan 19.00. Hasilnya, yang olahraga memiliki kualitas tidur yang nyenyak.
- Gangguan tidur hilang dengan olahraga. Dalam survei yang sama, Sleep in America, ditemukan bahwa mereka yang tidak berolahraga akan lebih mudah terkena gangguan tidur. Sementara yang sering olahraga akan jarang mengalaminya.
Nah, jika peduli dengan kualitas tidur, mari berolahraga segera. (
Huffington Post)