Intisari-Online.com - Kegemukan sudah sejak lama dianggap sebagai salah satu faktor yang mengganggu kesehatan. Juga menjadi faktor penyumbang gangguan tidur (sleep apnea). Lemak yang terkumpul di perut dianggap sebagai elemen yang berpengaruh untuk sleep apnea. Lemak yang ada di perut ini juga menjadi faktor penyumbang risiko diabetes dan jantung.Walau pria dan wanita memiliki risiko yang sama akan sleep apnea tetapi pria lebih berisiko. Bahkan untuk pria bisa mengancam keselamatan jiwanya. Peneliti di Jepang sedang menyelidiki hubungan sleep apnea dengan lemak di perut. Penelitian yang melibatkan 271 pria dan 100 wanita telah dilakukan dari tahun 2008 sampai 2010. Hasil penelitiannya adalah pria yang memiliki lemak di perut lebih banyak daripada wanita lebih mungkin terkena sleep apnea serta level lipid yang abnornal di darah. Akumulasi lemak juga terhubung dengan indikasi rendahnya oksigen dalam darah sehingga menyebabkan sleep apnea. Sementara untuk wanita, peneliti tidak menemukan hubungan lemak dengan sleep apnea.Lalu peneliti di Pennsylvania State College of Medicine mencoba menyelidiki hubungan lemak dan sleep apnea untuk mereka yang tidak gemuk. Hasilnya sejenis lemak bernama subcutaneus yang terletak di balik kulit perut ternyata menyebabkan sleep apnea untuk wanita. Hasil lain juga menyimpulkan bahwa mereka yang gemuk lebih beresiko terkena sleep apnea daripada yang tidak.Tetapi ada berita baik, dengan terapi continuous positive arirway pressure (CPAP) maka sleep apnea bisa diatasi. Sleep apnea sendiri terjadi ketika otot di belakang tenggorokan tertutup, menutup saluran udara dan menyebabkan nafas tidak teratur. Frekuensinya bisa bermacam-macam, dari beberapa kali sehari sampai ratusan kali dalam sekali tidur. Jika tidak diidentifikasi dan dirawat, maka resiko kesehatannya sangat besar. (The Huffingtonpost)