Intisari-Online.com - Sejumlah keluarga penumpang pesawat Malaysia Airlines MH370 meluncurkan gerakan pengumpulan dana sebesar 5 juta dolar atau sekitar Rp59 miliar, untuk orang "dalam" yang berani mengungkapkan misteri hilangnya pesawat tersebut tiga bulan lalu.
Dalam rilisnya, keluarga korban menyatakan kampanye “Hadiah MH370" diluncurkan bersamaan dengan peluncuran situs penggalangan dana Indiegogo yang mentargetkan sumbangan untuk mendorong seorang peniup peluit, membeberkan informasi mengenai apa yang sebenarnya terjadi dengan pesawat MH370.(Baca juga:Apa Kabar Pesawat Malaysia Airlines MH370)
Pesawat Boeing 777 milik Maskapai Malaysia itu hilang kontak pada 8 Maret 2014 lalu dalam penerbangan dari Kuala Lumpur menuju Beijing dengan membawa 239 orang penumpang, yang sepertiganya adalah warga negara China.
Malaysia Airlines MH370 itu kemudian diyakini jatuh di Samudera Hindia Selatan, namun pencarian besar-besaran yang melibatkan tim pencari internasional hingga kini belum berhasil menemukan reruntuhan pesawat. Hal ini menyebabkan keluarga penumpang merasa frustasi dan keluarga korban yang marah menuding kecelakaan ini memang sengaja ditutup-tutupi.
"Kami yakin, kalau di suatu tempat, seseorang ada yang mengetahui sesuatu terkait apa yang sebenarnya terjadi dengan pesawat ini, dan kami berharap imbalan ini akan mendorongnya untuk muncul dan buka suara,” kata Ethan Hunt, Direktur perusahaan teknologi yang memimpin proyek imbalan ini.(Baca juga:Sutradara India Akan Memfilmkan Hilangnya Pesawat Malaysia Airlines MH370)
Sarah Bajc, pasangan dari penumpang asal Amerika, Philip Wood, mengatakan sejumlah kecil keluarga korban mendukung proyek ini guna mengungkap misteri kasus penerbangan Malaysia Airlines MH370 ini dengan ‘cara pandang yang baru’.
"Pemerintah dan lembaga terkait lainnya telah melakukan upaya terbaik mereka, tapi sejauh ini belum berhasil mengungkapkan satu bukti apapun, mungkin karena pendekatan yang tidak tepat maupun kesalahan lokasi pencarian yang disengaja oleh seseorang atau lebih dari sejumlah individu,’ kata mereka dalam rilis tersebut. (kompas.com)