Intisari-Online.com - Akhirnya, Piala Dunia 2014 memakan korban. Tiga suporter Kosta Rika dikabarkan tertusuk dalam kerumunan massa yang tengah menyaksikan laga Belanda melawan Kosta Rika. Selama Piala Dunia 2014, ini adalah kericuhan yang ke sekian kalinya.
Hingga akhir perpanjangan waktu, kerumunan yang nonton bareng di Alun-alun Demokrasi, San Jose, Kosta Rika, masih terlihat tertib. Tapi suasana berubah ketika memasuki momen adu tendangan penalti. Tiba-tiba tiga lelaki muda roboh dan berlumurah darah. Punggun mereka masih-masing ditusuk dengan pisau dan bahkan masih menempel di punggung salah satu korban.
Sontak, para suporter yang ada di situ berteriak histeris, menangis, dan berlarian. Para polisi langsung bergerak cepat dan mendatangkan tim medis untuk menolong korban. Seketika itu, ketiga korban langsung dibawa ke rumah sakit sementara polisi masih mengumpulkan bukti-bukti.
(Baca juga: Seks, Rahasia Sukses Tim Piala Dunia 2014)
Seperti disebutkan di awal, penusukan di Alun-alun Demokrasi San Jose ini bukanlah kericuhan yang pertama selama Piala Dunia 2014. Di Kolombia, misalnya, total ada 10 orang tewas dalam pesta perayaan kemenangan Kolombia atas Uruguay, juga ketika Kolombia menang atas Yunani. Para suporter mengamuk setelah pemerintah membatasi penjualan alkohol dan memperketat pengamanan selama Piala Dunia.
Di Aljazair, satu orang terbunuh dalam euforia kemenangan saat Alzajair mengungguli timnas Korea Selatan. Tidak hanya itu, terdapat dua orang tewas dalam kecelakaan lalu lintas di tengah keriuhan perayaan lolosnya Aljazair ke babak 16 besar.
(Baca juga: Ada Korupsi di Piala Dunia 2014?)
Sebelumnya, tingginya potensi kerusuhan di Piala Dunia 2014 membuat aparat keamaan bekerja ekstra waspada. Belum lama ini, polisi menangkap seorang hooligan Argentina yang kedapatan menyamar sebagai pendukung kesebelasan Swiss saat menyaksikan pertandingan Argentina-Belgia.
Setelah diusut, dia adalah Pablo Alvarez, salah satu orang yang masuk daftar hitam 2.000 perusuh yang yang tidak diizinkan masuk ke Brasil selama Piala Dunia 2014. Alvares kabarnya sudah diamankan dan menunggu waktu untuk dideportasi.
Supaya potensi kerusuhan bisa diredam, dan Piala Dunia 2014 tidak memakan korban terlalu banyak, polisi Brasil telah mendeportasi 40 suporter Argentina yang pernah menjadi hooligan yang kerap disebut barras bravas. Jangan sampai Piala Dunia 2014 memakan korban lagi.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR