Ia juga membuat proposal baru untuk memastikan bahwa beberapa benda yang disebutkan adalah benda yang menjadi sumber pencemar.
Baca Juga : Masih Ingat Kakek 75 Tahun yang Nikahi Gadis Berusia 25 Tahun? Begini Kondisi Keduanya Sekarang
Proposal akan dinilai oleh parlemen Uni Eropa dan negara-negara anggota, tetapi Timmermans berharap untuk melihat hasilnya sebelum Mei 2019.
Apa yang diusulkan Timmermans ini cukup mendapat reaksi baik dari kelompok konsumen dan lingkungan.
"Satu-satunya cara untuk menghentikan plastik yang masuk ke lautan kita adalah untuk mematikan aliran limbah di sumbernya" kata Lasse Gustavsson, direktur eksekutif Eropa dari kelompok lingkungan Oceana, saat dia memuji inisiatif tersebut.
Anggota parlemen Partai Hijau Eropa Monica Frassoni juga menyambut baik inisiatif tersebut.
Dia menambahkan bahwa skala masalah berarti bahwa kita tidak dapat bergantung pada masing-masing negara Eropa untuk mengambil tindakan dan sebaliknya harus mencari tanggapan di seluruh Eropa.
Parlemen Eropa mengatakan bahwa produksi plastik sekarang 20 kali lebih tinggi daripada tahun 1960-an. Uni Eropa juga telah didorong oleh keputusan China untuk tidak lagi mengimpor bagian dari blok limbah.
Apalagi pencemaran limbah plastik tak hanya mengotori lingkungan, namun beberapa hewan menjadi korban.
Lalu, apakah hal tersebut juga layak diterapkan di Indonesia?
Mengingat jumlah sedotan yang cukup banyak di lingkungan kita.
Baca Juga : Jangan Dibuang, Silica Gel Punya Segudang Manfaat yang Bisa Diketahui Lewat Warnanya
Source | : | Bastille Post |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR