Intisari-Online.com – Bila tubuh sudah telanjur membengkak, perempuan perlu menurunkan berat badan pasca-melahirkan. Selain untuk menunjang penampilan, juga untuk menghindari risiko penyakit seperti tekanan darah tinggi, diabetes, jantung koroner, stroke, osteoartritis, kanker, dan batu empedu.Perempuan sebaiknya sesegera mungkin menurunkan berat badan setelah melahirkan, kata Konsultan penurunan berat badan di Jakarta, dr. Grace Judio-Kahl. Bisa juga ketika masa memberikan ASI ekslusif sudah selesai. "Tergantung kesiapan dari ibu," kata Grace. Tapi perlu diingat, harus dilakukan dengan cara yang tepat dan sehat.Jika ibu ingin menurunkan berat badan sementara bayi yang baru menginjak usia 8 bulan masih membutuhkan ASI, maka ASI diperlukan sebagai makanan pendamping. Sebab kebutuhan nutrisi setelah usia bayi 6 bulan tidak bisa dicukupi oleh ASI lagi.Saat seperti ini ibu tidak perlu khawatir mengatur pola makan. Sebab menurut Grace, ASI pada tahap ini bersifat menjaga ikatan batin ibu dan anak. Hanya saja, pastikan bahwa program penurunan berat badan berlangsung secara alami tanpa melibatkan obat yang akan berpengaruh pada ASI.Meskipun sedang menyusui, ibu dapat menurunkan berat badan dengan selalu memperhatikan kebutuhan tubuhnya dan bayinya. Sehingga kualitas ASI tetap terjaga, antara lain dengan memilih makanan yang benar-benar dibutuhkan, bukan makanan yang diinginkan.Pastikan bahwa tubuh Anda cukup nutrisi pokok seperti karbohidrat, protein, dan lemak. Zat pembangun yang diutamakan adalah protein. Libatkan lemak yang baik seperti minyak ikan. Protein dan lemak baik dibutuhkan untuk pertumbuhan anak dan bahan untuk pembentukan sel saraf serta otak. "Hindari makanan yang bisa menyebabkan penimbunan lemak berlebih," ungkap Grace.