Saat Mulut Tak Bisa Menutup Setelah Menguap

K. Tatik Wardayati

Editor

Saat Mulut Tak Bisa Menutup Setelah Menguap
Saat Mulut Tak Bisa Menutup Setelah Menguap

Intisari-Online.com – Bila menguap hingga rahang atas tidak kembali pada posisi yang seharusnya sehingga tidak bisa menutup kembali, apa yang sebaiknya dilakukan? Berikut ini jawaban drg. Citra Kusumasari, SpKG. dalam rubrik konsultasi di kompas.com.

Pada saat kita menguap, sendi-sendi dan sekelompok otot rahang lah yang bekerja. Sama halnya ketika kita melakukan gerakan mengunyah, menelan, dan berbicara. Kelompok sendi dan otot tersebut dikenal dengan temporomandibular.

Ketika terjadi masalah dengan otot dan sendi pada saat melakukan salah satu gerakan yang telah disebutkan diatas, maka kemungkinan kita sedang mengalami kelainan temporomandibular.

Gejala-gejala yang dialami pasien kelainan temporomandibular, antara lain:

  • Sakit pada otot-otot rahang. Rahang akan terasa sakit terutama ketika bangun tidur di pagi hari, saat mengatupkan gigi-gigi rahang atas dan bawah, mengunyah makanan, atau menguap.
  • Terjadi masalah pada saat membuka atau menutup mulut. Misalnya sulit untuk membuka atau menutup mulut, atau rahang terkunci pada saat membuka atau menutup mulut.
  • Sakit kepala atau sakit leher.
  • Terdengar suara bising pada sendi rahang pada saat mengunyah atau menguap, seperti bunyi "klik" atau "pop".
  • Penyebab utama terjadinya kelainan temporomandibular diyakini karena stres yang berlebihan. Beberapa penyebab lainnya yang juga dikaitkan dengan kelainan ini, adalah:
  • Kebiasaan menggemeretakan gigi rahang atas dan bawah atau mengerot-ngerot gigi. Biasanya hal ini terjadi ketika rasa stres dan cemas melanda.
  • Pernah mengalami trauma pada wajah. Baik yang disebabkan karena pukulan atau kecelakaan di wajah.
  • Sedang menderita penyakit sistemik yang mempengaruhi sendi dan otot rahang, seperti penyakit rheumatoid athritis.
  • Pertumbuhan rahang yang tidak sempurna dan susunan gigi yang tidak baik juga dapat menyebabkan kelainan temporomandibular.
  • Gigi ompong dan gigi aus juga dapat menyebabkan kelainan temporomandibular.
  • Adanya penyakit gusi.
  • · Desain gigi tiruan yang tidak tepat atau tidak pas.
  • Kebiasaan menggigit pensil atau pulpen.
Beberapa hal yang dapat dilakukan di rumah untuk mengatasi kelainan temporomandibular, antara lain:

  • Kompres hangat atau dingin. Kompres sisi wajah yang sakit dan daerah pelipis selama kurang lebih 10 menit dengan bungkusan es. Lakukan latihan peregangan rahang. Setelah latihan, kompres pada sisi wajah yang sakit dengan handuk hangat selama kurang lebih 5 menit. Lakukanlah selama beberapa kali dalam 1 hari.
  • Hindari makan makanan yang keras dan renyah (misalnya kerupuk, wortel mentah), makanan yang lengket (misalnya karamel), dan makanan yang bentuknya tebal dan besar yang membuat mulut harus membuka lebar untuk melahapnya.
  • Disarankan makan makanan yang lunak dan dipotong kecil untuk mengurangi frekuensi pengunyahan.
  • Hindari pergerakan rahang yang berlebihan, misalnya menguap terlalu lebar atau mengunyah permen karet.
  • Latihlah postur tubuh yang baik untuk mengurangi sakit di leher dan wajah. Jangan bertopang dagu atau menjepit telepon di antara bahu dan telinga.
  • Sebisa mungkin menjaga agar gigi atas dan bawah tidak mengatup sehingga otot rahang bisa beristirahat. Untuk mengontrol clenching, letakkan lidah di antara gigi atas dan bawah.
Perawatan dasar kelainan tempromandibular yang dapat dilakukan dengan bantuan Dokter Gigi:

  • Medikasi. Untuk mengurang sakit, dapat digunakan obat golongan Anti Inflamasi Non Steroid seperti aspirin atau ibuprofen. Obat golongan muscle relaxant dapat diberikan pada penderita yang mempunyai kebiasaan clenching untuk membantu melemaskan otot rahangnya yang tegang. Obat anti anxietas diberikan untuk membantu mengurangi stres, dimana stres dapat juga memicu terjadinya kelainan temporomandibular.
  • Pemakaian splint atau night guard appliance. Splint dan night guard appliance dapat mencegah kontak antara gigi atas dan gigi bawah, oleh karenanya dapat mengurangi efek dari kebiasaan clenching. Alat tersebut juga dapat mengoreksi gigitan dengan memposisikan gigi-geligi pada posisi yang paling tepat dan tidak traumatik.
  • Melakukan perawatan gigi korektif. Lakukan pemasangan gigi tiruan untuk menggantikan gigi yang hilang. Bila perlu memperbaiki gigitan lakukan perawatan orthodonti.
Saat ini, anda dapat melakukan beberapa terapi sendiri di rumah seperti yang saya sarankan diatas. Kemudian anda dapat mencari Dokter Gigi Spesialis Prostodonsia (Drg., SpPros) atau Gnathologist yang mendalami ilmu dan perawatan khusus untuk kelainan sendi rahang. Sampaikan segala keluhan Anda dengan jelas. (kompas.com)